Jumat, 18 November 2011

Setiap Kesulitan, , Ada Kemudahan:

Kita Bertanya, Al-Qur'an Menjawabnya

Pertanyaan yang selalu saja ada
dibenak fikiran kita kadang
membuat kita sering tidak sabar
menghadapi hidup ini, diantara
pertanyaan-pertanyaan yang
selalu muncul dalam kehidupan ini
adalah; KENAPA AKU DIUJI?,
KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG
AKU IDAM-IDAMKAN?, KENAPA
UJIAN SEBERAT INI?, KENAPA
SELEMAH INI?, BAGAIMANA HARUS
AKU MENGHADAPINYA?, APA YANG
AKU DAPAT DARI SEMUA INI?,
KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?,
AKU TAK DAPAT BERTAHAN!!! Dsb..

Lalu apa solusinya? Banyak orang
yang menghabiskan uangnya
hanya untuk membeli sebuah
kebahagiaan, sebuah kebahagian
sejatinya tidak akan bisa dibeli
kecuali dicari oleh yang
menginginkan kebahagiaan.

Adapula yang ingin lari dari ujian
hidup dengan cara mengakhirinya,
seperti yang kita lihat, banyak
manusia-manusia yang bunuh diri
dengan sia-sia, karena frustasi
akibat cinta, kemiskinan, tamak
dan gila, nauuzhubillah...dan
persoalan-persoalan ini tidak cukup
untuk diuraikan oleh lembaran-
lembaran kertas dan ukiran pena,
Masya Allah...

Solusinya adalah...
Kembali kepada Al Qur'an, disana
ada jawaban dan solusi terbaik dari
Sang Pencipta kita, Allah Jalla
wa'alaa, Dialah sebaik-baik tempat
meminta dan
kembali...Subhanallah...

Mari kita mulai untuk mencari
jawaban dari persoalan-persoalan
kehidupan ini...

Bismillah.....

KITA BERTANYA : KENAPA AKU
DIUJI?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Apakah manusia itu mengira
bahawa mereka dibiarkan saja
mengatakan; "Kami telah
beriman," ("I am full of faith to
Allah") sedangkan mereka tidak
diuji? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji org2 yg sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui org2 yg benar dan,
sesungguhnya Dia mengetahui
org2 yg dusta." -(QS Al-Ankabut
ayat 2-3)

KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK
DAPAT APA YG AKU IDAM-
IDAMKAN?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Boleh jadi kamu membenci
sesuatu padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi pula kamu
menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui." - (QS Al-Baqarah ayat
216)

KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN
SEBERAT INI?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Allah tidak membebani seseorang
itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya."- (QS Al-Baqarah
ayat 286)

KITA BERTANYA : KENAPA SELEMAH
INI?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan
jgnlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah org2 yg paling
tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg
beriman." - (QS Al-Imran ayat 139)

KITA BERTANYA : BAGAIMANA
HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Wahai orang-orang yang
beriman! Bersabarlah kamu
(menghadapi segala kesukaran
dalam mengerjakan perkara-
perkara yang berkebajikan), dan
kuatkanlah kesabaran kamu lebih
daripada kesabaran musuh, di
medan perjuangan), dan
bersedialah (dengan kekuatan
pertahanan di daerah-daerah
sempadan) serta bertaqwalah (be
fearfull of Allah The Almighty)
kamu kepada Allah supaya, kamu
berjaya (mencapai kemenangan)."
- (QS. Al-Imran ayat 200)

KITA BERTANYA LAGI : BAGAIMANA
HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Dan mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan jalan sabar
dan mengerjakan sholat; dan
sesungguhnya sholat itu amatlah
berat kecuali kepada orang-orang
yang khusyuk" - (QS Al-Baqarah
ayat 45)

KITA BERTANYA : APA YANG AKU
DAPAT DARI SEMUA INI?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Sesungguhnya Allah telah
membeli dari org2 mu'min, diri,
harta mereka dengan memberikan
syurga utk mereka... ? - (QS At-
Taubah ayat 111)

KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA
AKU BERHARAP?

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada
Tuhan selain dari Nya. Hanya
kepadaNya aku bertawakkal." -
(QS At-Taubah ayat 129)

KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT
BERTAHAN!!!

AL-QUR'AN MENJAWAB:
"... ..dan jgnlah kamu berputus asa
dr rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dr rahmat Allah
melainkan kaum yg kafir." - (QS

Yusuf ayat 12)
Kita selalu Bertanya....................dan
Al-Quran sudah
menjawabnya.................

Wallahu a'lam bish showab..

Rabu, 16 November 2011

Kata Kata Mottivasi Diri

Janganlah mencari Tuhan karena anda membutuhkan jawaban. Carilah Tuhan karena anda tahu bahwa Dia lah jawaban yang anda butuhkan.

Sebenarnya Anda lebih berani dari yang anda duga, lebih kuat dari yang anda tahu, dan lebih pintar yang anda kira, namun itu semua tersembunyi dibalik diding tipis bernama keragu-raguan.


Senyum mampu menyelesaikan banyak masalah, dan diam mampu membuat kita terhindar dari banyak masalah.

Diam Bukanlah kelemahan, jika di iringi dengan perbuatan dan hasil nyata.

Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan, walaupun sebenarnya anda membencinya.

Harapan tinggallah harapan jika tidak disertai tindakan, impian tinggallah impian jka tidak selaras dengan kemampuan.

Hanya karena kamu mendengar apa yg dilakukan seseorang, tak berarti kamu bisa menghakiminya. Kamu tak tahu apa yg telah dilaluinya.

Tidak seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu hal sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal yang benar.

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan.

Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita.

Matahari yang sebesar itu pun perlu bulan untuk bisa menerangi setiap sudut bumi.

Seseorang tak akan pernah bisa mencintai Anda dengan tulus dan apa adanya, jika Anda selalu menyembunyikan kekurangan Anda darinya.

Hidup ini seperti piano.Berwarna putih dan hitam. Namun,ketika Tuhan yang memainkannya,Semuanya menjadi indah.

Saat anda mendapatkan yang biasa ketika mendambakan yang terbaik, bersyukurlah, karena anda tidak mendapatkan yang terburuk.

"Kegagalan adalah peluang untuk hal yang lebih baik. Kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Suatu hari nanti Anda akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang anda alami. Percayalah, ketika satu pintu tertutup untuk anda, sebenarnya pintu yang lain selalu terbuka"

Melihat kebelakang akan membawa kejelasan di depan. Belajar dari kesulitan dulu akan membawa berkah sekarang dan nanti.

Hidup adalah memilih, namun untuk memilih dengan baik, Anda harus tahu siapa Anda dan apa yang Anda perjuangkan, ke mana Anda ingin pergi dan mengapa Anda ingin sampai di sana.

"Keyakinan adalah percaya dengan apa yang tidak kita lihat, dan upah dari keyakinan adalah melihat apa yang kita yakini."

Kesedihan adalah ibarat terdampar di gurun pasir. Hal terbaik adalah berusaha keluar dari gurun pasir tersebut.

Inti dari kebahagiaan adalah kumpulan kebahagiaan dari hal-hal kecil.

Sebenarnya sangatlah mudah menjadi Bahagia. Kebahagiaan akan datang saat kita memaafkan diri kita sendiri, memaafkan orang lain, dan hidup dengan penuh rasa syukur. Tidak pernah ada orang egois dan tidak tahu berterima kasih mampu merasakan bahagia, apalagi membuat orang lain bahagia. Hidup ini memberi, bukan meminta."

Kebahagiaan adalah pengalaman spiritual dimana setiap menit hidup dilalui dengan cinta, dan rasa syukur.

Jangan takut akan bayangan, karena bayangan berarti ada suatu cahaya yang bersinar di dekatnya.

Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan masalah sendiri, Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan orang lain atas masalah yang kita hadapi.

"Manusia seperti puluhan kolam, masing-masing memantulkan cahaya dari bulan yang sama."

"Kebijaksanaan adalah pemahaman nilai-nilai abadi dan nilai-nilai hidup."

"Kebaikan adalah lebih penting daripada kebijaksanaan, dan menyadari hal ini adalah awal dari kebijaksanaan."

Bijaksana adalah kumpulan dari perjalanan hidup kita. Kebijaksanaan tidak bisa dicari, tidak bisa diberikan, dan tidak bisa dibagikan. Kebijaksaan adalah diri kita sendiri.

Jika anda merasa pendapat anda tidak didengar, ketahuilah, sebenarnya anda tengah belajar untuk menghargai.

Setiap kejadian-kejadian kecil hidup kita adalah bagian dari harmoni total alam semesta, semuanya sudah ada yang mengatur dengan sempurna. Jalanilah hidup apa adanya.

Orang Bijak adalah orang yang menyimpan kebijakannya untuk dirinya sendiri.

Bicaralah dari hati dan dengan hati, karena hati bisa mendengar lebih tajam daripada telinga.

Jangan terlemahkan oleh angin permasalahan. Layang-layang mampu terbang tinggi karena berani melawan angin. Hanya layang-layang yang putus benang yang hanyut oleh angin.

Jika anda merasa tidak memiliki hal yang berharga, ketahuilah, anda memiliki hal yang tak ternilaikan, yaitu senyuman.

Jika anda melalui hidup anda tanpa masalah, ketahuilah, anda melewatkan masa terindah hidup anda.

Berjalan lah seperti kau tak membutuhkan uang, mencintailah seperti kau tak pernah terluka, berdansalah seperti tak ada orang yang memperhatikan.

Saat kau berpikir tentang orang yang cantik dan tampan, pikirkanlah bahwa kau adalah bagian dari mereka.

Berbuat baik pada orang lain lebih sulit daripada berperang melawan penjajah.

Mengucapkan Maaf hanya mampu dilakukan oleh orang-orang pemberani.

Anda harus jadi ulat terlebih dahulu jika ingin menjadi kupu-kupu

Kekuatan bukanlah tentang memukul sekuat tenaga, tetapi tentang ketepatan sasaran.

Kemenangan adalah bagian terkecil dari sebuah pertandingan.

Pemenang bukannya tak pernah gagal, tetapi tidak pernah menyerah.

Tuhan telah memberikan kita Ikan, tinggal kita yang harus memgail untuk mendapatkannya.

Keindahan sejati tak bisa dilihat oleh mata, hanya hati yang mampu merasakan keindahan sebenarnya.

Waktu akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi yang gelisah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun Waktu adalah keabadian bagi yang mereka mampu bersyukur.

Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Fokuslah pada kelebihan kalian, jangan fokus pada kekurangan kalian.

Jika anda telah berusaha untuk mengubah sesuatu namun tetap tak berhasil, cobalah untuk mengubah pandangan anda.


Melepaskan orang yang di cintai jauh lebih sulit dibanding menerima cinta yang baru bagi hatimu.

Ketika anda tulus mencinta, tak akan pernah ada kata menyerah. Meski pikiran ingin berputus asa, namun hati tetap ingin mencoba.

Jangan terlalu lama menangisi apa yg telah terjadi. Hal yg kamu tangisi saat ini mungkin hal yang akan kamu syukuri suatu saat nanti.

Jika kamu meninggalkan seseorang, berikanlah alasan. Tak ada yg lebih menyakitkan daripada ditinggalkan tapi tak ada penjelasan.

Dalam hidup, anda tak akan selalu mendapatkan apa yang paling anda inginkan, terkadang anda hanya mendapat pelajaran yang sebenarnya lebih anda butuhkan.

Jumat, 11 November 2011

Kejujuran

Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran.

dua manusia super

Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk-makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.

Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta.

“Terima kasih ya mbak … semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

“Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

“Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. “Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !”

Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!”

“Eeh … nggak usah … nggak usah … biar aja … nih!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu … sebentar.”

“Nggak apa apa, itu buat kalian” lanjut saya. “Jangan … jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah … saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !”, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat.

Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. “Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..”. Ia memberi saya delapan pack tissue. “Buat apa?”, saya terbengong “Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu”. Walau dikembalikan ia tetap menolak.

Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. “Terima kasih Om!”..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, “Duit mbak tadi gimana ..?” suara kecil yang lain menyahut, “Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin …….”.

Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.

Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.

Korban Alay Dan Kumpulan tebakan

baca ini dapat menyebabkan PUSING + MUAL (akibat bahasa alay) + ketawa ngakak
A= anak alay
B= kata si A, B adalah kaka kelasnya


gak ada angin gak ada ujan
tiba tiba di Hpnya si B
(bukan nama sebenarnya, lagian tega amat kalo ada orangtua yang ngasih nama anaknya “Be”)
muncul sms dr nomer yang gak dikenal….


A = Alluw kag! Leh knal? Ap kBrx?
B = Wa’alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. ..
Dengan hormat, sampainya pesan ini, saya akan memberitahukan bahwa kabar saya baik-baik saja….
Maaf beribu-ribu maaf, Ini gerangan nomer siapa ya?
Kok acap kali sms nomernya ga ke save ya? (bales sepanjang mungkin)


A = Owh ea muuph lupa ng@s1h s4L4m,,,, Ini EnDoet LuThuwna EmbeM C@ianK
Cmu@na. Inged gag kag? Eh, kug blzna pjg bgd ch? Gi ng4ps?

B = Yaiyalah panjang…. Lagian ga dibayar perhurup inih! Gw lagi mabok
nerjemahin kata2 lo nih. Keypadnya ilang2an ya? Oh elo…. Eh, siapa tadi?
Tembem semua? Perasaan temen-temen gw kalopun ada yang tembem paling
sebagian dipipi doang. Ga sampe seluruh badan dah.


A = Huft …Plz dund…bkn t3mb3m cmu4, tp ’emb3m c@iank cMuana’. W AD
klaz xmp lw dlu. J4h@d bgd d3ch……fufufuuu :’(

B = Yeeee mana gw apal. Adek kelas gw kan ada banyak. Bayangin misal
sekelas ada 25 murid cewe. Dikali 9 kelas. Nah, itung ndiri dah tuh ada
berapa! Itu belom dari sekolah2 laen. Mereka kan gw anggep adek kelas gw
semua walopun mereka ga nganggep gw. Coba? Masa iya gw apalin atu2. Lu
kira gw petugas sensus! Eh itu sebenernya huruf ’a’ mau lo ganti apasih?
Jadi angka 4 apa a keong (@)? Satu aja ribet apalagi dua gw bacanya.
Plin-plan lo ah


A = Ea mu’uph kag…. Abzn udh kbi@s44n kag. Jng mrh dund… hix… hix…
Oh ea y.. Kn ad bnyk ea… muv dh muv.. Eh kag, w inged loh qt dlu prNh
kut xkul PeNcak sLt bReng jG.

B= Jorok lo ah


A = Pencak SILAT kak!!!


B = Ooohhh…. Nah itu bisa nulis bener


A = Tp w kluwar paz 5aBuk quNink. Gag kwt. Uji4nna bRad bGd
B = Gw ga pernah ikut pencak silat. Gw ikut cheers. Yang dipaling atas
formasi piramida kan gw. Lagi pula kalo gw ikut pencak silat, sabuknya ga
muat.


A = Iyh yng bn3r kag? Bc4nd@ aj dh wkwkwkwkwkwkwkwkwk! !!
B = Etdah lo ketawanya serem amat kayak burung gagak.


A = Eh kag BTW n0m3r hpx kog ckep amad ch? Ky orangx
B = Nama gw bukan betawi.


A = Mksd w ’by the way’
B = Kenapa emang JALANnya?


A = OMONG-OMONG! !!!
B = Oh… ga tau nih.. Beruntung aja dapet nomer bgini


A = Dpt dri m4n4 kag?
B = Hadiah es orson. Penting amat


A = Kag kuq fesbukx lum d k0nfr1m?
B = Confirm! Bukan Kon-frim! Oh yang foto profilnya dari atas sambil
manyun2 itu lo ya? Gw kira fanpage-nya Suneo. Belom-belom. Ntar deh kalo
angel foto lo udah bener. Eh, unyeng2 lo ada 5 ya? Ampe keliatan. Banyak
amat. Situ pake ekstensen unyeng2?


A = Iyh ka2g bC@nd4 aj@ dh. 1tukan age’ ngetrend kag futu dri @ta5. Mak1n
gaG kli4t@n mukax, makin keyenz!

B = Yaiyalah. Gimana mau keren kalo muka lo keliatan. Coba dong
sekali-sekali foto profilnya diganti pake fotokopi. Burem, perkecil,
bolak-balik. gitu.


A = Mangx uj14n!
B = Biar ga keliatan muke lu. Katanya makin ga keliatan makin kerennn…
Gw yakin asli lo ga sebagus di foto kan? Nih udah gw confirm. Eh, itu
foto2 lo banyak banget yang jari tangan angka satu dimulut. Lagi ngelonin
orok sapa lo? ya ampun.. Lo ga juling foto dari atas semua?


A = Gag. Udh b1aza k0g. Eh, kag mang gi onlen ea? Onlen d kul ap dihumz?
B = Eh kalo bahasa alaynya �onlen di WC SPBU� apaan? Salah semua tuh
option lo


A = Ih… kakak joyokkkk…
B = Kadir ga diajak?


A = Itu Doyok kaaaggg…. Yah, w lgi gaG onlen niyh kag. Cb klo qt sm�
onlen, kn bs chat b4r3ng

B = Kita? Lo aja kali ama kawan2 lo. Lagian yang minta lo biar onlen
sapeh?!


A = Hix..Hix…Jahad :’( Kag kug lum bubu siyh? Kn udh mlm. Mang lum
ngantug ea?

B = Gw ga pernah ikut MLM deh


A = ’Malem’ Kag maksudx….
B = Udah gede ini. Lagian sembari ngelembur ngerjain tugas nih.


A= Cemangadh!
B = Hdagnamec


A = Paan tuch Kag???
B = Tulisan lo gw balik. Bingung gw nanggepin bahasa lo. Eh tulisan lo
bisa di normalin dikit ga? Sedikiiit aja demi gw


A = Oh ea deh kag..
B = Eh, ko gw baca status-status lo semuanya ngambil dari lirik-lirik lagu
ya??? Keabisan ide lo? Mana udah di ’Like’-in sendiri, trus ga ada yang
comment pula.


A = Eaaa… Abisan w suka bgd kag sm lgu it. Co cweet bgd dech. It jga da
lgu� knangan sm mantan w dlu

B = (Emang gw pikirin).


A = Ohiya kag! Bsk lusa jm 9 pgi d �salah satu stasiun tv� nntn w ya!
B = Itu kan acara live musik itu kan?! Yang penontonnya satu panggung sama
artis/bandnya. Trus sambil nari2 kompak banget dibelakangnya. Lo jadi
artis toh sekarang? Grup band lo apa namanya? Salut gw. Pasti lo jadi
vokalisnya ya? Apa lo soloist?


A = Bukan kag, gw jadi penontonx.
B = Huh?!!!!!!! (Keselek)


A = Ea, yng pnting msk tv kag! Gw ma rombongan udh nyiapin tarianx lho
kag. Biar kompak nnti narix. Nama tarianx �Ngucek-Jemur- Ngucek-Jemur�. Tau
dund kag ky gmana. Gag ngaruh deh mw bandx apa aliranx apa.

B = Trus kalo bandnya metal gimana??? Masa lo mau tetep joget
�Ngucek-Jemur�?


A = Ya gag ap kag. Lgan band metal mah gag mgkin d hadirin kag. Kyk ga tau
aja kag..

B = Yaudah deh, selamat joget ya. Kakak mo tidur dulu. Oia, besok lusa,
pagi2 kakak ga bisa nonton situ joget �Ngucek-Jemur�. Soalnya kakak sibuk
mau bikin anyam2an sedotan. Babay!


A = Bye… Met bubu kag. Eh kag, ntr jm2 bolax pa?
B = Hah?! Lo suka nonton bola pagi2 juga?


A = Yaelah bgadang nntn bola wajar x kag
B = Lo cowo apa cewe sih?!


A = Cow. Mang np?
B = Lah itu foto2 difesbuk?!


A = Itu mantan� w kag. Fto w d album �Juzt Me�
B = ………… ……… ……… …….
A = Kag?
B = Eh iya sori. Udahan dulu ya. Gw baru ngeliat UFO nih. Bye!

 
Kumpulan Tebakan 


Bebek apa yg jalannya selalu muter ke kiri terus?
Bebek dikunci stang

Kenapa anak kodok suka loncat-loncat?
Biasalah… namanya juga anak-anak. Suka iseng…

Hewan apa yg paling aneh?
Belalang kupu-kupu. Soalnya kalo siang makan nasi kalo malam minum susu

Hewan apa yang namanya 2 huruf?

U dan g

Bagaimana caranya mencegah anjing supaya tidak kencing di jok belakang?

Pindahkan ke jok depan!


Siapa yang selalu jadi korban pemerasan?
Sapi perah

Bagaimana Membedakan Zebra Jantan Dengan Betina
Zebra Jantan Aslinya Berwarna Hitam Garis - Garisnya Putih, Zebra Betina Aslinya Berwarna Putih Garis - Garis Hitam

Tikus kalo ulang taon minta hadiah apa?
Sepeda (bodo!! yang ulang taon khan dia… jadi terserah dong…)

Hitam, putih, merah, apakah itu?
Zebra abis dikerokin

Binatang apa yang kalau lagi pilek paling menderita?
Gajah (bayangin aja sendiri)

Gajah apa yang belalainya pendek?
Gajah pesek

Ikan apa yang matanya banyak sekali?
Ikan teri 1 kilo

Ikan apa yang paling menderita?
Ikan nggak bisa berenang

Ikan apa yang nggak bisa berenang?
Ikan goblok

Binatang yang paling dibenci anjing laut?
Kucing laut

Apa bedanya kucing ama kucring?
Kalo kucing kakinya empat, kalo kucring kakinya emprat
 
 Kenapa ayam kalo berkokok matanya merem?
Karena udah hapal teksnya


Telor apa yang paling enak?

Telor yang lagi gatel trus digaruk-garuk


Telor apa yang sangar?

Telor asin, soalnya ada tatonya


Telor asin takut ama sapa?

Ama telor puyuh, sebab tatonya lebih banyak


Telor puyuh takut ama sapa?

Ama telormu, abis punyamu bawa pistol seeh!


Apa bedanya pemurung dengan pemulung?

Pemurung tidak pernah merasa gembira, sedangkan pemulung tidak pelnah melasa gembila


Kenapa mayat dibungkus kain putih?

Pake hitam…??? Siapa takut!!!!


Kenapa Sri Rama memilih Sinta?

Karena kulit Santi tak seputih kulit Sinta


Kenapa Superman bajunya pake huruf S?

Karena kalau pake M atau XL kegedean


Kenapa superman gak kawin ama wonderwoman?

Ya emang nggak jodoh


Kenapa Batman lambangnya bukan B?

Karena udah dipake sama Bobo…


Batman kalo tidur di mana hayo?

Bedcover


Kenapa suku Irian memakai koteka?

Karena kalau pakai daun pisang ntar dikira lontong


Bahasa Inggrisnya nasi apa? Rice

Bahasa Inggrisnya panjang apa? Long

Kalau bahasa Inggrisnya nasi panjang apa?

Lontong


Kenapa di dalam bajaj nggak ada nyamuk?

Karena nyamuk sini cuma takut tiga roda


Apa bedanya aku dan kau?

Aku dan kau, jelekan kau (nyanyiin pake lagu susu dancow)


Kenapa kalo lagi mikir orang suka megang jidatnya?

Ya iyalah, masa megang jidat orang laen!


Benda apa yang paling matre’?

Telepon umum, khan kalo dikasih uang baru mau kerja


Apa bedanya sarung dan kotak?

Kalau sarung itu bisa kotak-kotak kalau kotak tidak bisa sarung-sarung


Ada dua orang bapak dan dua orang anak, mereka pergi ke hutan untuk berburu kancil, sialnya mereka hanya dapat tiga ekor, tetapi waktu kembali ke rumah, masing-masing membawa satu ekor. Mungkinkah atau mustahil???


Jawaban disertai alasan: yang pergi berburu hanya 3 orang, seorang kakek, seorang ayah dan seorang anak, tul nggak? Mikir dong hehehe…


Naiknya cepet, turunnya lambat banget…?

Ingus!


Tank apa yang moncongnya ke bawah?

Tankurep, hehehe…


Nembak lantai kena hidung apa hayo?

Kentut woi


Benda apa yang besar putih bersayap dan rasanya asin?

Pesawat terbang jatuh ke laut …!!!



Ada berapa hurufkah dalam abjad?

Ada 5 (lima) a-b-j-a-d


Apa bedanya wayang, sepatu, dan jengkol?

Kalo wayang ada yang namanya semar, kalo sepatu disemir, kalo jengkol disemur


Saya ada jeruk lima kamu minta minta satu, sisanya berapa?

Ya tetap lima soalnya kamu nggak dikasih…


Kenapa orang takut kehujanan?
Coz tuh hujan beraninya kroyokan, coba klo satu-satu, gak ada yang takut khan?


Kenapa liang anus keriput?

Soalnya dicuci-dicuci, disetrika enggak…


Orang sibuk paling sabar duduk di mana?

Di jamban


Sepatu biru kecebur di Laut Merah jadi apa?

Jadi luntur

 
Kenapa batu kalau dimasukkan ke air tenggelam?
Soalnya batu enggak bisa berenang!


Apakah ilmu pasti itu?

Ilmu yang melarang soal-soal seperti ini: satu ditambah satu barangkali dua, dsb!


Supaya enak biji nangka dimasaknya bagaimana?

Cari biji nangka yang paling kecil. Terus 1 biji itu dibelah 8. Salah satu potongannya direbus. Setelah matang dimakan dengan 3 potong ayam goreng. Setelah habis, minumlah juice durian. Pasti enak!


Bagaimana orang cadel tertawa?

Teltawa telkekeh kekeh


Bagaimana cara yang paling cepat menggemukkan badan?

Masuk ke sarang lebah!


Bagaimana cara melipatgandakan uang dengan cepat?
Taruh di depan kaca!


Polisi melihat sopir truk di Rambu larangan tetapi tidak menangkapnya.

Kenapa? Karena sopir truk itu sedang berjalan kaki!


Kenapa Bumi makin panas?
Karena Matahari buka cabang di mana-mana


Gimana cara terbang ke matahari tanpa kepanasan?

Perginya malam hari


Apa yang luarnya mulus dalamnya amburadul?

Nenek-nenek naek mercy

Nyarinya susah, setelah dapet, langsung dibuang. Apaan?
Ngupil


Apa perbedaan antara apel dan upil?
Kalau apel ditaruh di atas meja. Kalau upil dioles di bawah meja.


Kenapa meja bagian bawahnya selalu kasar, tidak sehalus bagian atasnya?

Karena bagian bawah meja banyak upil yang udah kering.


Apa bedanya jam 12 siang ama’ jam 12 malem?
Kalo jam 12 siang bunyinya neng, neng, neng…

Kalo jam 12 malem bunyinya neeeng, neeeng… pintunya bukain neeeng…


Apa perbedaan rok dengan roket?

Roket makin ke atas makin nggak kelihatan, kalau rok makin ke atas makin kelihatan


Majalah apa yang paling mahal?

Bobo sama Gadis (kalo ga ngerti, jangan tanya ama tukang majalah!)


Apa persamaan antara ASI dan air mineral?

Sumbernya sama, dari pegunungan


Burung apa yang nempel di tembok?

Burungnya cicak


Kentutnya ADE RAY bunyinya gimana?

Brotot… brotot… brottot


Begoan mana, Batman apa Superman?
Begooan Batman, udah tau gak bisa terbang masih pake sayap


Hewan apa yang nyampe pertama kali di bulan?

Burung…nya Neil Amstrong


Apa bedanya jatuh dari lantai 1 dengan jatuh dari lantai 13?

Kalau dari lantai 1, bunyinya “bruuk… aaa…”,

Kalau dari lantai 13 bunyinya “aaa… bruukkk…”


Pintu apa yang didorong-dorong sama 10 orang nggak bakal terbuka?

Pintu yang ada tulisannya “TARIK”


Lubang apa yang paling kecil di dunia?

Lubang pantat. Angin aja kalo mau lewat mesti menjerit


What’s the meaning of control?

Alat vitral



Kenapa laki-laki senang berpikir dan perempuan senang ngomong?

Karena laki-laki punya 2 kepala, perempuan punya 2 mulut.


Apa persaman goreng ikan gosong, orang jatuh ke sumur mati, dan perempuan bisa hamil?

Karena kelamaan ngangkat


Apa yang terjadi jika Graham Bell tidak menciptakan telpon?

Perjalanan anda tidak akan terganggu oleh galian Telkom



Kamis, 10 November 2011

Syukuri Apa Yang Ada

Suatu hari datanglah seorang pemuda kepada seorang bijak, dandanannya rapi dan elegan. Sekilas terlihat ia seperti kaum executive muda. Setelah masuk ke rumah iapun berbicara dengan tenang dan tertata. Setelah berbasa-basi sebentar iapun mulai mengutarakan maksud sebenarnya ia datang ke orang bijak tersebut.

”Bisnis yang saja jalani bertahun-tahun, tiba-tiba akan ambruk dalam waktu beberapa bulan ini pak ?” cerita si pemuda.

”Kenapa ?”

”Banyak faktor, penyebabnya namun secara umum terjadi salah manajemen.” jawab singkat si pemuda.

”Dandanan masih perlente gini, penampilan tenang...wah..wah...”, celoteh orang bijak.

”Jangan begitu pak.....di tengah arah kebangkrutan ini, saya mulai membenahi semua divisi perusahaan saya, namun sampai dengan saat ini belum ada tanda – tanda yang signifikan untuk merubah keadaan.” si pemuda mulai bercerita.

”Berapa kira – kira kerugian kamu, bila perusahaanmu gulung tikar ?” balik orang bijak bertanya.

”Kira – kira kurang lebih lima milyar pak, ini sudah saya hitung semua asset saya yang ada saya jual.”, jawab si pemuda.

”Begini...kamu bilang semua asset yang kamu jual tidak bisa menutup semua kerugian yang menimpamu, bahkan masih defisit lima milyar ? tanya orang bijak.

”Betul pak.” jawab si pemuda.

”Sekarang mari kita lihat, seandainya kamu punya mata saya tukar dengan satu milyar kamu mau tidak ?” tanya orang bijak.

”Ah...yang benar saja pak, ya tidak akan mau pak.” jawab si pemuda.

”Baik...kalo tangan kamu saya tukar dihargai satu milyar ?” tanya orang bijak.

”Jelas saja, ga pak.” jawab si pemuda.

”Oke...sekarang kalo gini, kamu lihat orang gila ....., seandainya otak kamu saya tukar dengan sepuluh milyar, kamu mau ?” tanya orang bijak.

Mendengar pertanyaan tersebut, si pemuda mulai mengetahui arah pertanyaan orang bijak.

”Jelas saja, saya tidak mau pak. Kalau boleh saya simpulkan berarti dalam diri saya masih bernilai lebih dari sepuluh milyar pak, jauh lebih tinggi dari kerugian yang kemungkinan saya derita.” jawab si pemuda.

”Ya..., kamu bilang semua asset kamu jual tidak bisa menutupi semua kerugianmu, padahal Allah jelas – jelas memberimu begitu banyak, namun penglihatanmu seolah buta. Orientasimu hanya materi dunia semata, sedangkan nikmat yang begitu besar tidak bisa kamu lihat. Itulah mengapa dalam Al Qur’an Surat Saba : 13, Allah berfirman,”Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”” jawab orang bijak.


Mendengar jawaban orang bijak tersebut, pemuda itupun agak termenung sejenak, ia mulai memikirkan kata – kata terakhir yang terucap dari orang bijak tersebut. Dalam hati kecilnya iapun membenarkan yang dikatakannya. Ia menemukan kata kunciya, ”bersyukur...syukuri apa yang ada...”

Rabu, 09 November 2011

Mengapa harus cemberut, bila tersenyum lebih melegakkan ?

Suatu malam, di sebuah serambi masjid terlihat seorang paruh baya tersenyum simpul, sementara disampingnya seorang paruh baya lagi wajahnya cemberut. Terlihat si wajah cemberut berulang kali menanyakan sesuatu, namun lagi – lagi si wajah tersenyum, membalas dengan senyuman. Inilah sebenarnya yang sedang mereka obrolkan antara si wajah tersenyum dengan si wajah cemberut.

”kang, saya harus gimana ya ? menghadapi si Sastro kutu kupret itu. Sewaktu dia susah, saya bimbing dia dalam berbisnis, tiga tahun dengan ikhlas saya ajari dia. Eh, la kok ujung – ujungnya dia rebut konsumen saya, apa nggak sontoloyo” begitu celoteh si wajah cemberut.

Mendengar cerita itu, si wajah tersenyumpun tidak bosan – bosan memberi senyuman sebelum berbicara.

”ikhlas kok, ngomong – ngomong ?” si wajah tersenyum membalas.

“kan, saya manusia biasa..lumrah kan ? saya ngeluh begini...”

”Ya .... yang bilang sampeyan nabi ya siapa ? lumrah ya....tapi yang lumrah belum tentu bener kan ?”

”ya...ya.....terus gimana ?”, tanya si wajah cemberut.

”Sampeyan, ga usah ngedumel dan selalu pasang wajah cemberut..... ga ada untungnya. Dengan cemberut sampeyan malah tambah stress, dan membuat orang yang melihat sampeyan ikut – ikutan stresss..”

”he..he..., jadi sampeyan mau ngasih khotbah ke saya tentang sebuah teori baru ? judulnya ”teori senyuman” begitu ?” tanya si wajah cemberut yang mulai agak tersenyum.

”Suatu hari seorang sahabat mengungkapkan isi hatinya kepada Rasulullah SAW. "Ya Rasulullah, dengan apa dan bagaimana kami harus bershadaqah?". Lalu apa jawab Rasulullah SAW ? "Inna abwabal khoiri lakatsiirun". Sesungguhnya pintu−pintu kebaikan itu sungguh amat banyak. Diantaranya mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma'ruf nahi mungkar, menyingkirkan (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai memberikan senyuman kepada saudara pun adalah bershadaqah. Jadi, kalau tersenyum merupakan shadaqoh .... mengapa harus cemberut ?”

Mendengar uraian itu, si wajah cemberut sedikit merenung, kemudian bertanya,

”kalo tersenyum merupakan shodaqoh, gimana kalo tersenyum sinis ? tersenyum ngledek ? tersenyum menggoda ?, apalagi yang menggoda cewek ? masak itu shodaqoh ?”

”Sampeyan ya ada – ada saja ....., begini tersenyumlah yang bersumber dari kejujuran, ketulusan hati... bukan sebuah kepura – puraan, dan tipu muslihat....jadi haru dikaji sumber dan tujuan sebuah senyuman...”


”ga paham kang ?” tanya si wajah cemberut.

”tersenyumlah sebagai ungkapan rasa syukur, karena kesulitan apapun yang dihadapi sebenarnya ada hikmahnya, dan bila disyukuri selalu ada hikmah dan bisa jadi, jalan menuju kenaikan derajat.”


”Jadi, saya harus gimana menghadapi Sastro kutu kupret itu ?” tanya si wajah cemberut.

”Mulailah.....dengan tersenyum.....”

Mendengar ungkapan terakhir, si wajah cemberut.... sedikit agak tersenyum...namun sebentar kemudian mulai cemberut lagi.


Sudahkah anda memilih berwajah tersenyum dibanding berwajah cemberut ?

Cahaya Ilahi

Cahaya Ilahi sebuah tulisan yang menurut saya sangat mencerahkan, menggugah kesadaran diri tentang hati ini. Sebuah kalimat kunci yang saya ingat adalah “kalbu kita semua adalah Rumah Allah, jangan diisi dengan segala hal selain Allah. Soal-soal dunia, jangan dimasukkan dalam hati. Semua itu cukup urusan akal dan pikiran saja.” Dengan begitu, hati akan siap menerima pancaran cahaya Ilahi.

Tulisan ini merupakan tulisan Bapak KH. Muhammad Luqman Hakim, seorang sufiolog dan Pemimpin Redaksi Majalah Cahaya Sufi di Jakarta. Berikut tulisan lengkapnya :

Listrik di seluruh desa tiba-tiba mati. Biasa, PLN suka byar pett, tanpa mengindahkan konsumen. Tapi kalau telat membayar rekening listrik sehari saja, petugas PLN begitu garangnya memutus aliran listrik. Untung orang-orang di desa itu, cukup menyalakan lampu minyak, kembali seperti zaman sebelum listrik masuk desa.

“Ternyata PLN lebih kejam daripada ibu tiri,” gumam Pardi sambil terus nggedumel ngalor ngidul.

Sampai pagi hari lampu listrik belum juga menyala. Kedai Cak San hanya disirami cahaya lampu ublik yang tidak terang.

“Baru saja gelap di dunia, kita sudah resah, bagaimana nanti kalau kita memasuki kegelapan di akhirat?” sindir Dulkamdi.

“Kamu jangan sok akhirat, Dul,” timpal Pardi.

“Bukan sok akhirat, tapi akhirat itu pun sebenarnya lebih dekat dibanding diri kita terhadap kita,” balas Dulkamdi dengan gaya filosufisnya.

Pardi cuma bisa bersungut-sungut. Tapi Cak San yang mendengarkan obrolan kusir dua manusia itu, hanya cengar cengir belaka. “Soal listrik mati saja kok sampai akhirat,” celetuk Cak San.

Soal urusan mati listrik dan akhirat, akhirnya jadi perdebatan sengit antara pelanggan Kedai Cak San. Mereka tentu berpendapat dengan argumentasi masing-masing, tanpa bisa dikompromikan lagi. Di satu pihak, Pardi dan sebagian yang lain, tidak menginginkan urusan fisik, empirik, dan yang serba kasat mata, dipaksakan agar menjadi sakral. Yang profan biarlah urusan dunia, dan yang sakral biarlah urusan akhirat. Sementara Dulkamdi dan Cak San terus ngotot, agar listrik itu punya hubungan langsung dengan akhirat. Listrik, betapa pun bersifat profan dan instrumental, menjadi salah satu sarana manusia bisa beribadah, dan bahkan listrik itu, betapa pun yang menemukan adalah Thomas Edison yang nonmuslim, merupakan anugerah dari titik Cahaya Ilahi di dunia.

Perdebatan itu akhirnya sedikit mengalami jeda, ketika Kang Soleh masuk. Sebab mereka yang hadir, yang pro maupun yang kontra berharap dapat solusi kompromi, setidak-tidaknya bisa berlindung di balik argumen Kang Soleh.

Tapi setelah sekian menit ditunggu, Kang Soleh diam saja. Kaki dan jemari tangannya bergerak menghentak-hentak seperti menikmati sebuah musik rancak yang indah. Kang Soleh seperti asyik dengan sendirinya.

“Kok tidak diteruskan diskusi tadi?” tanya Kang Soleh menyentak kesunyian.

“Nunggu pendapat sampean Kang…”

“Kalau semua nunggu saya, kapan kalian bisa mandiri. Orang sufi itu harus punya kemandirian jiwa, tapi tidak boleh sombong, karena di atas langit itu masih ada langit. Kalau sudah mentok betul, kita bareng-bareng datang ke mursyid kita, pasti beliau punya solusi. Yang penting jangan takut salah,” jawab Kang Soleh sedikit berdemokrasi.

“Sebenarnya persoalan kita kecil, Kang. Tapi bisa menjadi persoalan nasional, bahkan bisa juga jadi persoalan para malaikat, Kang…” celethuk Pardi.

“Saya sudah sedikit mendengar tadi…”

“Jadi bagaimana menurut sampean..?”

“Menurut saya, ya, kita tinggalkan saja soal listrik atau padamnya itu. Semuanya kan makhluk Allah. Semuanya tidak diciptakan kecuali mengandung kebenaran. Kita renungkan saja hikmahnya. Di sana banyak pelajaran berharga…”

“Soal ilmu elektronika?” sahut Dulkamdi.
“Bukan, soal hati kita. Hati kita itu Rumah Allah. Qalbul Mu’mini Baitullah. Jadi karena kalbu kita semua adalah Rumah Allah, jangan diisi dengan segala hal selain Allah. Soal-soal dunia, soal-soal yang berkait dengan jagad raya, soal-soal yang menyangkut kehidupan sehari-hari kita, jangan dimasukkan dalam hati. Semua itu cukup urusan akal dan pikiran saja. Akal kita, mata kita, telinga dan mulut kita, hidung kita, tangan dan kaki kita, untuk mencari makan saja. Hati kita untuk Allah saja, untuk Allah saja.


“Caranya bagaimana, Kang?”
“Caranya, ya dengan kita terus menerus mengingat atau zikir kepada Allah. Hati kita yang berzikir. Kalau tidak, akan diserobot oleh iblis, setan, dan nafsu. Akal pun jangan masuk dalam hati, kita bisa stres, konslet, lalu, hati kita byar pett, padam, gelap dan nantinya bisa sesat…..”


“Nah, apa kataku, ada kan hubungan byar pett listrik dengan akhirat,” kata Dulkamdi membela diri.

“Ada kalau semuanya dikembalikan kepada Allah. Tapi kalau tidak, ya sama saja,” tangkis Pardi tidak mau kalah.
“Sudahlah. Begini saja, soal listrik yang menyala, itu disebabkan karena ada generator yang terus hidup. Jika tidak kan mati juga. Begitu pula, kalau hati kita hidup, hati kita berzikir, kalbu kita terus-menerus mengenang Ilahi, maka seluruh Rumah Allah di dalam hati kita akan bercahaya, seluruh ruang akal dan budi kita bercahaya, pikiran dan penglihatan batin kita bercahaya, dan segalanya menjadi terang benderang….


Makanya, kalau hati kita hidup, segalanya jadi jelas. Jangan sampai, dian abadi dalam hati ini, dihembus oleh setan atau nafsu. Nanti kita bisa gelagapan di tebing jurang yang gulita.”

“Ladalaaa…….!” kata mereka serempak. Sebab, secara kebetulan saja, usai Kang Soleh bicara soal Rumah Allah yang bercahaya, listrik di kampung itu menyala lagi.

Tapi, mereka tampaknya tidak terlalu peduli. Apalah arti cahaya listrik yang terang benderang, jika hati tidak lagi terang? Apalah arti matahari yang menyiramkan cahayanya, jika saja kalbu-kalbu hamba Ilahi tidak lagi hidup dalam sunyi?

Semoga bermanfaat.

Kutemukan sebuah cahaya

Pagi itu bertepatan hari sabtu, dari sebuah room Deluxe Suite Hotel Lor In yang terletak di Jalan Adi Sucipto Solo, tampak seorang pemuda masih asyik bermalas-malasan dengan melihat tayangan sebuah program berita, ”Apa Kabar Indonesia Pagi” di TV One. Terlihat tayangan yang dikemas secara santai, dengan konsep outdoor yang berlokasi di sebuah lapangan di Jakarta.

Tampak disana, lalu lalang orang – orang yang sedang berlari – lari kecil, dengan handuk kecil di pundaknya. Sementara sang host, sedang santai mewawancari dua orang nara sumber, yang kebetulan sedang membahas dampak pengeboman Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton bagi ekonomi makro di Indonesia.

Edi Sutanto namanya, seorang Account Officer dari sebuah lembaga ventura di Jakarta. Kebetulan hari jum’at kemarin ia bertemu dengan salah seorang klient, untuk melakukan survei dan menganalisa kelayakan proposal pembiayaan dari sebuah perusahaan agriculture di Solo. Dari hasil analisa diperoleh data bahwa payback period project tersebut terlalu lama, IRR maupun NPV juga tidak masuk. Belum lagi ditambah aspek manajemen yang lain, sehingga ia mengambil kesimpulan bahwa perusahaan tersebut untuk tidak layak untuk dibiayai, namun pemilik perusahaan tersebut mengemis – ngemis supaya proposalnya disetujui. Bahkan tidak hanya itu, menjelang ia akan kembali ke hotel tempat menginapnyapun, ia sempat ditawari sejumlah uang sebagai success fee jika proposalnya disetujui.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 09.00 pagi, tampak Edi keluar dari roomnya. Ia berpakaian santai dengan mengenakan kaos oblong putih dan jelana jeans warna biru, sementara di telapak tangan kanannya tergenggam sebuah Blackberry Bold. Iapun berjalan keluar dari hotel menuju jalan raya di jalan Adi Sucipto, terlihat ia melambaikan tangan kepada seorang tukang becak yang berjejer tidak jauh dari hotel tersebut.

”Pak, jalan – jalan muter Solo ya ?”, pintanya kepada tukang becak itu. ”Monggo mas.” jawab si tukang becak. Rupanya Edi ingin jalan – jalan menikmati keindahan kota Solo dengan naik becak. ”Ke Manahan aja dulu pak ? ” terdengar Edi berbicara kepada si tukang becak. Becakpun melaju menuju lapangan Manahan Solo dengan santai, sementara di kanan jalan berseliweran kendaraan pribadi dan umum membuat angin menerpa Edi dan tukang becak itu. Terlihat sesekali Edi bertanya asal usul si tukang becak itu, dan dengan suara khas Solo, tukang becak menjawabnya. Sesampai di Manahan, Edipun berhenti sejenak. Terlihat kemudian Edi makan di warung lesehan yang ada di sekitar stadion itu, Edi berusaha menawarkan si tukang becak itu, namun dengan santun tukang becak menolaknya.

Setelah ke Manahan, kemudian Edi dan tukang becak berjalan lagi menuju Jalan Slamet Riyadi menikmati keindahan di kota Solo. Tak terasa waktu sudah berangsur sore, becakpun bergerak menuju Jalan Adi Sucipto ke Hotel Lor In tempat Edi menginap. Ketika sudah selesai, Edipun mengeluarkan uang seratus ribu dan diberikan kepada tukang becak tersebut. Namun tanpa disangka tukang becak itu berkata, ”Mas, nyuwun ngapunten, ini terlalu banyak bagi saya.” begitu kata tukang becak itu. ”Ya..ga apa-apa, itung – itung dapat rejeki tambahan dari saya.” kata Edi. Namun, dengan sederhana tukang becak itupun berkata, ” Mas, biasanya dalam satu hari, paling besar saya dapat ya lima puluh ribu, jadi kalau seratus ribu, terlalu banyak. Hak saya cuma lima puluh ribu mas.” Mendengar jawaban itu Edi agak berkenyit, iapun berkata, ”Ya sudah...bagaimana kalo kita makan bareng saja pak, pakai uang yang lima puluh ribu ini, gimana ? ” tanya Edi.

”Begini mas, bukan menolak rejeki tapi saya dapat lima puluh ribu hari ini saja, saya sudah bersyukur, karena kebutuhan dua hari saya dan keluarga sudah tercukupi.” Begitu kata – kata akhir dari si tukang becak. Akhirnya Edipun mengganti uang yang seratus ribu itu dengan lima puluh ribuan. Kemudian tampak tukang becakpun pergi meninggalkan Edi, yang kelihatan masih terheran – heran dengan perilaku tukang becak tersebut.

Sesaat kemudian tampak Edipun masuk ke roomnya di Hotel Lor In, kemudian ia terlihat duduk merenung. Ia menatap keluar lewat jendela, ia pandangi Jalan Adi Sucipto dimana ia bertemu dengan tukang becak tadi. Fikirannya melalang jauh, terlintas bagaimana kemarin ia ditawari sejumlah uang sebagai success fee, jika ia bisa meloloskan proposal klientnya.

”Hem...tukang becak saja bisa bersyukur...” gumannya dalam hati. Iapun lama termenung, merenungi diri sendiri, sambil bertanya dalam hati, ”sudahkah saya termasuk golongan orang yang bersyukur ?” Ia begitu miris, ketika memandangi dalam – dalam dirinya di kaca cermin, betapa dalam hatinya, selalu merasa ”kurang dan kurang”. Iapun tertegun, perlahan mengambil air di wastafel membasuk mukanya yang terasa kering sambil berkata lirih....astaghfirullahal’adzim. Sesaat kemudian ia mulai merasa menemukan sebuah cahaya....cahaya yang mengingatkan agar ia bisa bersyukur. Telah banyak artikel yang ia lihat tentang bersyukur, tidak sedikit buku yang ia baca yang mengupas makna dan pentingnya bersyukur, namun ia tidak begitu tersentuh oleh artikel dan buku – buku itu, justru hatinya tersentuh oleh tingkah seorang tukang becak.

Melalui tukang becak itu, ia bisa lebih menghayati tentang makna dan pengertian bersyukur itu sendiri, bukan karena definisi bersyukur yang ia baca, namun dari perilaku bersyukur tukang becak tersebut. Iapun menemukan sebuah cahaya di Jalan Adisucipto itu. Cahaya yang berasal dari perilaku tukang becak.

Setiap langkah syukur, terdapat kedamaian

Dalam sebuah perjalanan ke luar kota, terdengar obrolan di dalam kendaraan yang ditumpanginya. Sebut saja yang satu kang Badrun dan yang lain kang Parto.

“Capek sekali pakai mobil ini ya… udah AC ga double, joknya sempit lagi.” Celoteh kang Badrun.

“namanya juga Avanza E to kang…., kalo pengin yang agak halus, suspensi enak ya minimal Innova gitu…..syukuri saja apa yang ada.” jawab kang Parto.

Perjalananpun terus berlanjut, kang Badrunpun terus menerus menggerutu dan mencela sampai – sampai waktu berjalan seolah begitu lama, sementara kang Parto malahan asyik mendengarkan siaran radio, sambil berdendang kecil.

Di sebuah jalan yang lurus dan lengang, tiba – tiba sebuah truk dari belakang menyalip kendaraan yang ditumpanginya.

“Tet….tet…..” suara klakson truk memberi aba – aba, mobil avanza yang ditumpanginyapun memberi kesempatan kepada truk itu untuk melintas mendahului. Namun belum hilang kaget dari suara klakson, ternyata ada yang membuat lebih terkaget – kaget lagi. Di atas truk bukannya, muatan sembako atau hewan sapi yang sering terlihat, namun…..ibu - ibu yang pulang dari pengajian di sebuah kampung, sedang mendendangkan beberapa sholawat.

Raut wajah ibu – ibupun tidak menampakkan rasa khawatir, padahal angin besar menerpa sebagian tubuhnya, ancaman masuk angin dan bisingnya suara truk seolah ia tidak dengarkan. Yang terlihat malahan, berdendang ria menikmati sholawatan.

“Guebleg……” celetuk kang Badrun.

“ yang gebleg apanya to ?”

“Yaitu ibu – ibu, masa bisa – bisanya nyanyi diatas truk ?”

“Apa ga gebleg sampean kang ?, mereka yang ga pakai AC, tempat dudukpun ga ada, masih bisa mendendangkan sholawat….la kok sampean yang pakai AC, ada tempat duduk empuk, kok mendendangkan gerutuan, berasyik ria dengan keluh kesah ?” Tanya kang Parto.

Mendengar celotehan kang Parto, muka kang Badrunpun terlihat pucat… tiba-tiba terlihat mau marah, namun sesaat kemudian terlihat menahannya, hingga akhirnya iapun tertunduk malu.

Wallahu a’lam.

Capek berdo'a

Pagi - pagi, terlihat Badrun nongkrong di tempat Kang Soleh. Wajahnya terlihat sedikit memerah. Sementara diluar angin pagi berhembus semilir, meniup daun di pepohonan dengan lembut. Sinar mataharipun mulai terlihat di ufuk timur, seolah tanpa lelah menunaikan tugasnya.

”Drun, kamu kenapa ? pagi – pagi gini sudah pasang muka serem ... ” ledek Kang Soleh.

”Saya sudah capek berdo’a kang....”, kata Badrun tiba – tiba......

Mendengar ungkapan Badrun, wajah Kang Soleh terlihat memerah, sambil berkata, ”istighfar kamu Drun...... istighfar......”.

Suasana kemudian menjadi sepi, Kang Soleh terlihat seperti mendengar suara halilintar yang menyambar – nyambar. Sementara Badrun terlihat bersungut – sungut.

Setelah agak lama, terlihat Kang Soleh meminum segelas air putih.

”Kamu menjadi begini, asalnya kenapa ?”

”Saya sudah lama berdo’a, tapi kok lama sekali ga dikabulkan sama gusti Alloh.” jawab Badrun.

Sejenak Kang Soleh mengambil nafas panjang, kemudian perlahan – lahan senyum khas Kang Soleh mulai menebar.

”Drun, barangkali kamu lupa... waktu kita sama – sama ngaji ke kyai Ilyas ya...”

”Lupa..... apanya kang ?”

”Rasulullah SAW pernah bersabda, “Seseorang dari kalian akan terkabul (do’anya) selama ia tidak tergesa-gesa mengucapkan kalimat, ‘Sungguh, aku telah memohon kepada-Mu wahai Rabbi, namun belum juga terkabul’

”Astaghfirullohal ’adzim.....” terdengar lirih suara Badrun.

Sejenak wajah kang Soleh sedikit menunduk. Kemudian berkata :

” Drun, ingat.... do’a kita mungkin bunyinya sudah bagus, munajat kita sangat indah .... namun barangkali hati kita tidak beradab ketika berdo’a.”

”Do’a kita tidak lebih memaksa Alloh untuk menuruti selera kita, memanfaatkan suasana terjepit kita, bahkan tak lebih dari protes kita kepada – Nya”

”Hilangkan semua itu ..... berdoalah sebagai wujud kehambaan kita yang sangat butuh, sangat lemah, sangat hina dan tak berdaya.

”Ingatlah.... do’a lebih utama dibanding terkabulnya do’a, karena dalam do’a ada munajat komunikatif dan interaktif dengan Allah SWT.”


Wallahu ’alam.

Dibalik sebuah penghinaan

Beberapa hari setelah Somad berkunjung ke tempat Kang Soleh, dan diberi beberapa hikmah tentang kesandung hinaan, terlihat Somad berkunjung lagi ke tempat Kang Soleh.

Setelah berbasa - basi sebentar, Kang Solehpun bertanya kepada Somad.

" Kok masih murung Mad ?" tanya Kang Soleh.

" Saya masih belum bisa merasakan obrolan kang Soleh tentang kesandung hinaan, beberapa hari yang lalu. Otak saya memahami, saat bersama kang Soleh disinipun seolah bisa menikmati perjalanan Kangjeng Nabi, ketika dilempari kerikil sampai berdarah kakinya. Namun, saat saya pulang ke rumah perasaan saya kecewa, dan sakit hati masih selalu menggelayut di dada. Tetap saja tidak mau menerima sebuah penghinaan. Bahkan rasa ini... semakin menjadi - jadi, karena merasa didzolimi....".

"Wah...wah....kok, agak parah gitu..." sela Kang Soleh.

Belum selesai pembicaraan Kang Soleh dan Somad, tiba - tiba Badrun ikut masuk ke tempat Kang Soleh. Ia terlihat berjalan sambil memegang pipinya.

" Kamu kenapa, kok pegang - pegang pipi ?" tang Kang Soleh.

" Habis cabut gigi kang, masih terasa sakit." jawab Badrun singkat.

" Lo kok, dicabut giginya ? " tanya Kang Soleh.

" Ya, karena sakit gigi lah kang..." jawab Badrun.

" Waktu dicabut sakit juga ?" tanya lagi Kang Soleh.

" Kok tanyanya aneh gini kang ?" jawab Badrun agak cemberut.

" Ya, nanya saja.... memang ga boleh ?" senyum Kang Soleh.

" Ya... jelas sakit kang, sakitnyapun lebih sakit dibanding waktu sakit gigi, tapi kalau sudah dicabut, nanti kan sakit giginya jadi hilang." jawab Badrun.

Suasana kembali sepi, Somadpun ikut terdiam mendengar obrolan Badrun dengan kang Soleh.

Setelah beberapa lama terdiam, Kang Solehpun berkata,

” Belajarlah dari sakit giginya Badrun, Mad ? celoteh Kang Soleh kepada Somad.

” Maksudnya gimana kang ?” tanya Somad.

” Badrun, rela merasakan sakit gigi yang berlebih ketika dicabut giginya oleh seorang dokter, karena Badrun mempunyai pengetahuan dan keyakinan, bahwa setelah dicabut giginya, rasa sakit gigi akan hilang.” jawab Kang Soleh.

” Masih belum paham kang ....” sergah Somad.

Sejenak kemudian, kang Soleh berkata :

” Sebuah penghinaan dari orang lain atau bahkan didzolimi orang lain, sesungguhnya merupakan sarana atau obat untuk membersihkan kotoran – kotoran dari dalam batinnya sendiri. Sehingga bila kotoran – kotoran telah tercabut, dan berangsur – angsur menjadi bersih... maka anugerah yang lain akan mudah diterima.”

” Barangkali kamu tidak ingat, ketika ngaji ke abah, ada kalimat indah yang diberikan, ”jika orang didzolimi orang lain tapi hatinya sedikitpun tidak merasa sakit. Atau hatinya merasa sakit tapi malah bersyukur karena yakin bahwa kesakitan tersebut sesungguhnya merupakan obat yang akan menyembuhkan penyakit yang ada dalam batinnya sendiri, maka itulah pertanda bahwa orang tersebut adalah orang yang mengenal hakikat hidup.

”Agak sedikit paham kang .....” celoteh Somad agak lirih.

” Yakinlah, bahwa penghinaan yang menimpamu itu merupakan obat yang menyembuhkan penyakit hati yang ada dalam batinmu, seperti Badrun yang sanggup menahan rasa sakit ketika dicabut giginya, karena ia yakin dicabut giginya merupakan sarana untuk melepas sakit gigi yang berkelanjutan.

Ketika sakit gigi, sudah tidak ada, maka Badrunpun siap memakan makanan yang ia sukai, tanpa takut merasa sakit gigi lagi. Itulah anugerah, setelah ia mencabut giginya.”

Wallahu a’lam.