Senin, 20 Juni 2011

Air Mata

Seringkali, ketika sesuatu terjadi di luar rencana, harapan dan keinginan lewat tak tertangkap barulah manusia mengingat Dia. Sadar dirinya tak mampu berbuat apa-apa, jika Allah sudah berkehendak. Saat itu biasanya manusia menangis atau berkeinginan untuk menangis. Namun, tak lama bila ada harapan dan keinginan yang terwujud, maka tertawalah ia dan lupa lagi kepada Sang Pemberi Harapan.
Amat biasa, menangis, melelehkan airmatanya, ketika merasa hancur, tujuannya gagal, harapannya kabur, dan cita-citanya berantakan. Atau, apabila yang telah diupayakannya mengalami kebuntuan.
Menangis adalah cara Allah menunjukkan kekuasaan dan kemahabesaranNya.

Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manujsia agar senantiasa mengingatNya.

Titik-titik air bening dari kelopak mata itu bisa jadi adalah teguran terhadap riak kenistaan yang kerapmewarnai kehidupan ini.
Seperti Allah menurunkan hujan dari gumpalan awan untuk membahasahi bumi dari kekeringan hingga tumbuh sayur segar dan buah yang ranum.

Air mata itu akan melelahkan pandangan mata dari tangis akan membahasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar menghadirkan kembali wajah Dia yang mengiringi setiap langkah selanjutnya.
Semestinya, tangisan meluluhkan bongkah bongkah keangkuhan dalam dada, hingga timbul kesadaran hanya Dia yang berhak berlaku sombong.

Air mata itu akan melelahkan pandangan mata dari meremehkan orang lain dan semakin menjernihkan kacamata untuk lebih bias melihat kemahabesaran dan kekuasaan Alah. Titik titik bening itu akan membersihkan debu debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata yang menjadikan seringkali lupa bersyukur atas nikmat pemberianNya.
Semestinya pula, melelehkan air mata membuat hati tetap basah oleh ke tawadluan, qana’ah, dan juga cinta terhadap sesama.

Air mata menjadi penyadar bahwa apa pun yang kita upayakan semua tergantung padaNya. Tak ada yang patut disombongkan pada diri di hadapan sesama apalagi di hadapan Dia.

Air mata akan mengantarkan kita pada kekhusyukan.
Bersyukurlah bila masih bias meneteskan air mata.

Namun, air mata menjadi tak ada atinya jika setelah tetes terakhir, tak ada perubahan apapun dalam langkah kita. Tak akan ada hikmahnya, bila kesombongan masih menjadi baju utama kita.

Arjuned Mencari Akhwat

“Kalo kamu pengen bahagia, kamu kudu nikah ama akhwat, jangan ama cewek!” Juned terpekur. Pikirannya ngelantur. Perkataan Sarif- seorang penjaga masjid di kampung sebelah-membuat dirinyatak bisa tenang dalam perjalanan pulang. Akhwat ? Makhluk jenis apakah itu? Di mana saya bisa menemukannya? Kemana saya harus mencari? Sekarang puluhan pertanyaan berkelebat dalam kepalanya.

Nama lengkapnya Junaedi Rahman Rahim. Panggilannya Juned. Dia anak seorang juragan minyak yang kaya-raya. Seorang kumbang yang lahir pas jum’at kliwon dan berwajah agak mirip Delon. Sebagai seorang kumbang. Rasanyaberbagai jenis wanita pernah singgah dan bertekuk lutut pada Juned. Kapasitasnya sebagai seorang playboy cap kabel tak perludiragukan lagi. Julukannya pun tak main-main : Arjuned.

Ada puluhan gadis yang pernah menjadi kekasihnya. Dari mulai yang putih-bersih, item manis, blasteran, sampai yang bahenol punpernah menjadi pacarnya. Kecuali yang satu ini : Akhwat. Satu kata yang baru kali ini dia dengar. Seorang perempuan yang katanya bakalan memberikan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat.
“Apa gue balik lagi aja ya… ? Kenapa gue gengsi buat nanya lebih jauh tentang akhwat sama si Sarif?” sekarang Juned benar-benar kebingungan. Dia lebih mirip orang yang linglung. Menyesal. Rasanya baru tadi dia membentak si Sarif.

“Eh, jangan sok tau luh! Sampe nasehatin gue kudu nikah ama siapa. Jangankan akhwat! Marshanda pun bisa gue dapetin….! ” Ujar Juned berapi-api. Padahal di dadanya tersimpan banyak kekhawatiran. Sekelabat dia teringat kembali kata-kata ibunya yang super bawel.”Jun…pokoknya elu kudu cepet-cepet nikah! Ibu udah ga tahan denger elu gonta-ganti cewek melulu….!” Duh, cewek emang bikin susah….!Batin Juned nyerocos sendiri.

Sebenarnya Juned berniat untuk cepat menikah. Usianya yang sudah dualima tahun menjelaskan hal itu. Sebagai seorang pewaris tunggal harta bapaknya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia: hartadan pangkat, telah dia miliki. Cuma seorang istri yang bisa mendampingi disaat susah dan senang saja yang belum dia miliki. Beberapa kali dia mencoba merajut kasih. Namun dari sekian puluh cewek yang dia pacari ternyata tak satupun yang mampu membuat dirinya bahagia.

Apalagi beberapa diantara mereka hanya mengincar hartanya saja. Sungguh menyedihkan. Hal ini membuat Juned tak pernah serius menjalin hubungan dengan cewek manapun. Juned mencari seseorang yang tulus mencintainya. Membuat dirinya mampu tersenyum lahir batin. Bukan karena dia seorang pewaris harta bapaknya. Tapi karena dirinya seorang manusia.
‘Juuneeed juga manusia…Punya rasa punya hati….’ (Mungkin lagu ituyang sekarang sedang dinyanyikan Juned he..he).

Pagi berseri. Matahari tersenyum keki. Dengan gesit Juned berdandan sambil melantunkan lagu dangdut kesukaannya, ‘Teelaaah, kutemuuukan diirimu….’,Suara Juned terdengar fals dengan volume yang terus meninggi sehingga merusak pagi yang penuh harapan. Ya, harapan yang telah Juned pupuk sejak tadi malam. Pagiini Juned memutuskan untuk mencari seorang akhwat. Dan dia berjanji tak kan kembali sebelum pencariannya berhasil.

Semalaman Juned berpikir. Dan dia memutuskan akan menikahi seorang akhwat. Seseorang yang bisa membuatnya bahagia, setidaknya itulah yang diceritakan si Sarif. Seseorang yang terkenal jujur di kampungnya.
“Do’akan Juned Bu, Do’akan juned Pak….” Akhirnya Juned pergi. Terlihat cucuran air mata dari sang ibu yang sedih melepas kepergian sang buah hati. Ayahnya yang juragan minyak sayur itu pun seperti tak rela melepas putra tercinta.

Seketika motor Juned yang di sisi kanannya bertuliskan ‘Arjuned’ melesat meninggalkan kedua orang tuanya yang masih termangu melihat kegigihan putra semata wayangnya. Dari kejauhan keduanya melambaikan tangan perpisahan. Juned, do’a kami menyertaimuuu. .. ..

Motor Juned melesat kencang. Vespa antik berwarna kuning itu pergi jauh meninggalkan kampung Seger Hitut yang penuh kenangan. Angin yang bertiup kencang menemani kepergiannya.
Kota. Aku akan mencari akhwat ke Kota! Ucap juned dalam batinnya. Terlihat semangat yang membahana di kedua bola matanya. Kecepatan motor vespanya terus bertambah.

Kotaaaa! I’m Coming…. (Iya lah ke kota! Masa sih cari akhwat ke gunung! Tul ga ? Yuu…}
“Cekiiiiittttt”. Vespa Juned akhirnya berhenti di sebuah pasar di dekat kota. Mata Juned langsung celingak-celinguk. Wajahnya keringetan. Mulutnya terbuka, hah-heh-hoh. Diambilnya sebuah parfum merk pusara di tas birunya.

“Srooott…Srooot. .. .”
Satu dua kali disemprotkan parfum beraroma melati campur kemenyanitu ke tubuhnya. Konon, parfum itu adalah peninggalan buyutnya Juned dan sudah turun temurun menjadi senjata pamungkas dalam menggaet perempuan. Cuma, parfum itu belum pernah dicoba untuk menggaet seorang akhwat. Jadi ini adalah pengalaman dan uji coba pertama. Juned lalu membuka sebuah kertas pemberian seorang ustadz di kampungnya.

“Ciri pertama pakaiannya tertutup, ciri kedua rajin ibadah, ciri ketiga matanya ga celilitan, ciri keempat mulutnya ga celamitan, ciri kelima-enam- tujuh….” Juned membaca satu persatu isi kertas itu. Pikiran Juned kembali ngelantur. Matanya menatap angkasa. Otaknya mulai berpikir. Menembus batas-batas kehidupan yang tak pernah bisa diamengerti.

Di kampungnya, para remaja telah kerasukan budaya barat. Kehilangan identitas. Termasuk para gadis yang dulu polos kini banyak berubah. Mereka berpakaian tetapi telanjang. Inilah dampak lain yang terjadi gara-gara program “internet masuk desa”. Cara hidup orang barat yang super “free” diserap begitu saja oleh para pemuda-pemudi kampung. Juga oleh remaja-remaji di kampung Juned. Kampung yang dulu terkenal sebagai kampung santri. Kini berubah jadi kampung “peragawati” . Peragawati kesasar. Ya..ya..ya.. .itulah nasib kampungnya Juned. Kampung Segerhitut.

Para pembaca yang budiman! Dalam sepuluh tahun ini kehidupan menjadi sangat berbeda. Cara berpikir dan bersikap ala kebarat-baratan telah menjadi virus “mengasyikan” bagi para generasi muda.
Sosok seorang akhwat pun saat ini sangat sulit untuk ditemui. Yang ada hanyalah tampilan cewek-cewek berdandan ala Britney Spears. Dengan pakaian yang super minim. Dan…centilnya itu lho! jadi gimana…gitu!
Dan Juned sangat percaya akan sosok akhwat yang masih misterius.Walaupun Juned ga tau sama sekaliseperti apa sosok seorang akhwat. Namun dia yakin bahwa seorang akhwat adalah seorang cewek yang soleh. Perhiasan dunia yang paling indah.
Kata Pa ustadz, ketika awal tahun 2000, masih banyak jumlah akhwat di Indonesia. Tapi Juned yakin, walau stocknya terbatas, yang namanya akhwat itu pasti tetap ada. Pokoknya, gue kudu nikah amaseorang akhwat! Ujar Juned dalam batinnya.

Ok, sekarang kita kembali kepencarian. Juned kembali konsentrasi. Matanya kembali mengintai. Setiap orang diperhatikannya. Tapi… di sana dia hanya melihat ibu-ibu yang berpakaian ketat. Juned lalu melanjutkan perjalanan ke kota. Di pinggir jalan dia melihat banyak Masjid. Namun tak terdapat kehidupan di sana. Masjid butut tak terurus, sama seperti di kampungnya.
Akhirnya Juned sampai di sebuah tempat bertuliskan ‘Modern Super Mall’. “Wow, fantastik….” Uar Juned dengan lidah yang hampir saja keluar. Baru kali ini dia datang ke kota, dan baru kali ini dia melihat pemandangan seperti ini.

Busyeetttt.. .!! ! Itu baju apa daun pisang ? Tipis banget gitu lho…!!!
Jelas banget gitu lho…Mata Juned terbelakak melihat gadis-gadis kota yang berpakaian super sexy. Seketika dia menghela nafas “Emang bener jaman mau kiamat” Ujarnya pelan sambil mengusap-ngusap dada.
Juned meneruskan perjalanan. Vespa antiknya kembali berlari. Dikunjunginya setiap tempat di kota, tetapi sosok seorang akhwat tak jua dia temukan. Tak kurang seribu tanya telah dia lemparkan pada setiap orang yang ditemuinya.Namun tak ada yang tahu di mana akhwat berada. Juned hampir saja frustasi. Pikirannya kembali ke sana-ke mari. “Gue kudu cari masjid,ya, cari masjid….” Seketika Juned teringat masjid, sebuah tempat yang paling jarang dia singgahi.

Akhirnya Juned sampai di sebuah masjid yang besar. Masjid itu terlihat lusuh tak terurus. Diambilnya air wudhu walau sebenarnya dia merasa jijik dengan air yang bau dan berwarna agak ke kuning-kuningan. Benar-benar ga keurus!
Sekarang dirinya siap melaksanakan shalat ashar. Batinnya mencoba untuk khusyu. Ketenangan sekejap menyelimutinya. Tubuhnya yang panas penuh keringat berubah menjadi sejuk karena hembusan angin sepoi yang menentramkan hatinya. “Ya, Allah, ampunkan salahhamba selama ini. Ampunkan kelalaian hamba selama ini. Janganengkau masukan hamba ke dalam neraka yang ngerinya minta ampun.Matahari yang jauh aja udah panas, apalagi neraka.

Ya, Allah, hamba sekarang sedang mencari seorang akhwat. Perempuan yang katanya mencintaiengkau dan engkaupun mencintainya. Perempuan yang katanya bisa membawa hamba pada kebenaran.Tapi, ternyata mencari akhwat itu sulit banget yaaa! Tunjukan jalan-Mu Ya Allah. Biar Juned bisa nikah ama Akhwat. Ya, Allah! pliss…Bantu Juned!” Junedberdo’a dengan khusyu dan penuh pengharapan. Sehabis shalat Juned terpekur duduk di teras masjid. Matahari bergerak cepat kearah barat. Sebentar lagi senja tiba. Dan Juned masih belum menemukan sosok akhwat yang dicarinya.

“De, kok melamun sih ? ga baik lho kalau anak muda melamun….”
Juned yang sedang ngelamun terperanjat mendengar sahutan seorang kakek berjanggut putih yang seketika ada di hadapannya.
“Iya,nih, saya lagi bingung….”
“Bingung kenapa….?” Tanya kakek itu lagi.
“Begini, Kek… saya ingin menikah.” Ujar Juned. Mantap.
“Menikah mah gampang atuh De, duh si Ade mah, pikir atuh De piikirrrr !!!” Si kakek berjanggut langsung nyerocos sewot. Membuat Juned keheranan. Ni, aki-aki peot, kok jadi sewot sih!
“Eh, bukannya saya ga berpikir ! emang seeh menikah jaman sekarang itu mudah. Jangankan satu istri, 4 biji pun saya mampu! Cuma saya pengen nikahnya ama akhwat. Bapak tau ga di mana saya bisa menemukan seorang akhwat?”

Si kakek terlihat berpikir. Keriput di wajahnya makin terlihat mengerut. “Gampang, De, Jangankan seorang, kesebelasan akhwat pun kakek tau….”.
“Wah, yang bener Kek, di mana Kek?” Juned terlihat super antusias. Matanya berbinar.
“Sepengetahuan Kakek, yang namanya akhwat itu bisa ditemukan di daerah Ngalong. Sebenarnya di daerah lain juga masih ada sih…. tapi yang Kakek tau sih di sana….”
Juned langsung terperanjat girang. “Thanks ya Kek….”
Setelah bertanya alamat lengkap. Juned langsung menggeber vespa antiknya menuju daerah Ngalong. Sebuah daerah pinggiran kota. Tempat yang katanya masih ’steril’ dan ’sehat’.
Akulah Arjuneeeeed
Yang mencari akhwaaat
Wahai para akhwat
Cintailah aakuuuu….
Juned mengemudi sambil menyanyikayak orang kesurupan. Kecepatan motornya bikin orang-orang di pinggir jalan pada keder. Siapa duludonk, Arjuned gitu lho….
Akhirnya Juned sampai. Setelah turun dari motor mata Juned langsung terbelakak. Takjub. Kagum. Nafasnya naik turun ga karuan. Matanya seolah tak mau berkedip. Hebat euy…
Inikah yang namanya akhwat ? Wow, kereeennn… . Ucap Juned dalam batinnya ketika melihat sekelompok perempuan berjilbab yang sedang keluar masuk masjid. Bener-bener cocok dengan yang diceritakan Pak Ustadz.

Ya, ga salah lagi…ini pasti yang namanya akhwat! Yesss…!!!berhasil… .
Juned berkata kegirangan. Dia merasa heran dengan suasana disini. Berbeda dengan daerah lainnya. Di daerah Ngalong yang namanya masjid itu rame banget. Gimana cara ngedeketin akhwat ? Apa gue langsung tembak aja? Ato langsung diajak nikah kali ya ? pertanyaan-pertanya an itu sekarang mulai berseliweran dalamkepala Juned. Pikiran Juned mulai ngelantur lagi. Hatinya berbunga-bunga dan penuh harapan. “Ah, mendingan gue tanya aja ama orang itu ?” Ujarnya ketika melihat seorang pemuda yang memakai peci kordofi dan berjanggut tipis.
“Maaf Mas…” sapa Juned.
“Eh, iya, ada apa ?”
“Wanita-wanita itu akhwat kan?” sipemuda terlihat keheranan dengan pertanyaan konyol Arjuned.
“I..iya akhwat, emangnya kenapa ?”
“Ga kenapa-napa. ..pengen nanya aja!”
“O…Cuma nanya tooo.”

Juned terlihat malu-malu. Namun akhirnya dia to the point juga. “Eh, mas, kalo mau nikah sama akhwat caranya gimana….?” Tanya Juned sambil petantang-petenteng. Pemuda itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan Juned. Agakkaget. Setelah itu dia terlihat berpikir. Ditatapnya Juned dari atas sampe bawah. Kaos oblong berwarna item, dipadu jaket kulit yang udah kucel, plus jelana jeans yang udah bolong-bolong. Fuihhhh…makhluk ajaib darimana nich….? Batin pemuda itu nyerocos.
Ditatapnya kembali wajah Juned yang terlihat udah ga sabar.
“Emang beener, mas…mas… ”
“Nama saya Arjuned.”
“Oiya, emang bener mas Arjuned mau nikah sama akhwat ?” Tanya pemuda itu. Terlihat ragu. “Yoi donk, kalo ngga buat apa saya berkorban capek-capek kemari. Pengorbanan saya buat sampe di tempat ini berat lho! Gimana, bisa kan?” Sang pemuda kembali terdiam. Wajah putih bersihnya terasa menyejukan di mata Juned. Kemudian dia memandang Juned. Tersenyum tipis.

“Oh, gampang, akhwat itu nikahnyasama ikhwan . Kalo Mas Arjuned ikhwan atau bukan….? Juned terdiam. Otaknya langsung macet. Jawaban pemuda berjanggut langsung membuat mulutnya terkunci. Ditatapnya mentari dalam lembayung senja yang mulai memerah. Angin berhembus mengibas rambutnya yang acak-acakan. Kemudian dia kembali menatap pemuda yang berdiri tegap dihadapannya. Tatapannya tatapan memelas. Bingung. Sekarang hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
“Maaf, Mas…ikhwan itu siapa ….???”

Curhat sang kakek

Suatu hari seorang sahabat pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa Ibu-Ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang kakek tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati kakek itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang kakek akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si kakek menceritakan kisah hidupnya.
Si kakek memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. “Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.”
“Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan Biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.”
“Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak.
Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya.”
“Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena saya juga tidak memerlukan rumah besar lagitapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.”
“Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada dirumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.”
“Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalausaya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanyadimanakah hati nurani mereka?”
“Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?”
“Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpuldan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.”
“Sekarang sudah 2 tahun saya disinitapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat.
Saya kadang bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.”
“Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat – sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.”
Sejak itu sahabat selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang kakek. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang kakek berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ? Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada didunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua

Rahasia Sholat Pernah Diungkap Rosulullah SAW

Para pembesar Yahudi melakukan pertemuan. Dalam pertemuan yang juga dihadiri kalangan pendeta Yahudi, mereka membahas langkahbaru guna menghadapi ajaran Rasulullah Saw. Mereka ingin mempertanyakan kebenaran agama Islam dan menghalangi cahaya dahsyat yang memancar dari agama ilahi tersebut.
.
Pertemuan pun digelar dan dihadiri ulama Yahudi yang paling alim saat itu. Berbagai usulan pun disampaikan dalam pertemuan tersebut. Usulan terbaik dalam pertemuan itu adalah menguji Rasulullah Saw di depan umum melalui berbagai pertanyaan pelik. Dengan cara itu, mereka berupaya menjatuhkan sosok Rasulullah Saw di depan umum.
.
Berdasarkan usulan tersebut, sekelompok ulama Yahudi pergi ke masjid dan mohon kepada Rasulullah Saw supaya menjawab pertanyaan-pertanyaannya di depan umum. Mendengar permohonan mereka, Rasulullah Saw menyambutnya dengan baik. Rasulullah pun menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan ulama Yahudi. Mereka pun terperangah mendengar jawaban Rasulullah Saw.
.
Seorang pembesar Yahudi berpikir akan mengalahkan Rasulullah Saw dengan pernyataan terakhir. Ia bertanya,
.
" Mengapa Allah Swt mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari semalam? Mengapa tidak kurang dan tidak lebih dari jumlah tersebut?
.
Rasulullah Saw dengan wajah sucinya yang menampakkan kerinduan kepada Allah Swt, menjawab,
.
" Saat waktu Dzuhur tiba , segala sesuatu berada di bawah singgasana (Arsy) Allah Swt, yang semuanya bertasbih memuji Allah Swt. Untuk itu, Allah Swt mewajibkan shalat Dzuhur kepadaku dan ummatku, khusus waktu itu." Beliau bersabda,"Dirikanlah shalat dari tergelincirnya matahari hingga menjelang gelap malam."
.
Adapun shalat Ashar bertepatan dengan waktu saat Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Akibat perbuatan itu, Nabi Adam as dikeluarkan dari surga. Untuk itu, Allah Swt mewajibkan shalat Ashar kepada keturunan Adam as dan ummatku. Sholat ini adalah shalat yang paling dicintai di sisi Allah Swt.
.
Mengenai shalat Maghrib , Rasulullah Saw bersabda, Allah Swt menerima taubat Nabi Adam setelah bertahun-tahun, dan memerintahkannya untuk mengerjakan shalat tiga rakaat. Allah Swt mewajibkan shalat Maghrib kepada ummatku, karena saat itulah doa-doa hamba-Nya akan dikabulkan. Allah Swt dalam surat Ar Ruum ayat 17 berfirman,"Maka bertasbihlah kepada Allah diwaktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh."
Setelah itu, Rasulullah berbicara mengenai
.
shalat Isya dan bersabda,di alam kubur dan hari kiamat diliputi kegelapan yang menakutkan yang hanya dapat diterangi dengan cahaya shalat Isya. Alllah Swt berfirman, tidak adalangkah untuk mengerjakan sholat Isya melainkan Allah Swt menjauhkan tubuh orang yang melakukan sholat tersebut dari api neraka."
.
Adapun mengenai shalat Shubuh , para penyembah matahari melakukan ritual yang diyakini sebagai ibadah, saat matahari terbit. Untuk itu, Allah Swt memerintahkan mukminin beribadah mengerjakan sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud menyembah matahari.
.
Penjelasan tersebut merupakan bagian dari rahasia shalat lima waktu yang disampaikan Rasulullah Saw di depan pembesar Yahudi. Mendengar penjelasan Rasulullah Saw, para pembesar Yahudi terkesima dan bungkam seribu bahasa. Para pembesar dan ulama Yahudi saat itu tidak mempunyai alasan lain untuk mengingkari ajaran ilahi yang diemban oleh Rasulullah Saw. Orang-orang Yahudi pun segera meninggalkan masjid, tempat mereka menguji Rasulullah Saw.

BERHENTILAH MENJADI GELAS


Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. Kenapa kau selalu murung,nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ? sang Guru bertanya.
Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh ? Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu. Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu, kata Sang Guru. ?Setelah itu coba kau minum airnya sedikit. Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.
Bagaimana rasanya?? tanya Sang Guru.
Asin, dan perutku jadi mual, jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. Sekarang kau ikut aku.Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.?
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.
Sekarang, coba kau minum air danau itu,kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, Bagaimana rasanya??
Segar, segar sekali, kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumberair di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi??
Tidak sama sekali, kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.
Nak, kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Tuhan, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.?
Si murid terdiam, mendengarkan. Tapi Nak, rasa asin dari penderitaanyang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya.
Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu jadi sebesar danau. Dan selalulah bisa mempunyai hati yg selalu bisa mengucap syukur untuk segala hal yg terjadi dalam hidup kita.

AKHIR YANG BERBEDA

Tatkala masih dibangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam.
.
Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang.
Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri:
"Alangkah sabarnya mereka ... setiap hari begitu ... benar-benar mengherankan! " Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagi aan orang mukmin dan itulah shalat orang-orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.
.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Disana, aku tak mendengar lagi suara bac aan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat.
.
Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalantol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.
.
Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian... banyak waktu luang... pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelak aan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiay aan lain. Aku bosan dengan rutinitas.
.
Sampai suatu hari terjadilah sebuahperistiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan. Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah "Laailaaha Illallaah ... Laailaaha Illallaah .." perintah temanku. Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu.
.
Keadaan itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat... Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar.
.
Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bac aan syahadat. Tetapi... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu. Tak ada gunanya... Suara lagunya terdengar semakin melemah... lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak...keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun. .
Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening...
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara.
.
Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk.. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia." Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
.
Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicar aan kami tentang kematian. Pembicar aan itumakin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
.
Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaan ku semula... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu.
Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
.
Kejadian yang menakjubkan. .. Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu.... sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang.
.
Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang taat menjalankan perintah agama. Wajahnya begitu bersih - mungkin karena sering tersiram air wudhlu. Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an... dengan suara amat lemah.
"Subhanallah! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu,ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.
Selama hidup, aku tak pernah mendengar bac aan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu... apalagi aku sudah punya pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu. Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat.
.
Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
Sampai di rumah sakit..... Kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata.
.
Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya.
.
Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan , sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerj aan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Di sana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.
.
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. Hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan. Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal-amal yang nyata: memperbaiki diri dan mengajak orang lain...Amiin Ya Robb

Minggu, 19 Juni 2011

Keajaiban Keajaiban Di Mekkah

Kalau kamu nanti pergi haji di Mekah maka kamu akan diperlihatkan balasan amal perbuatanmu selama ini disana. Apa kamu nggak takut disini kamu masih suka berbuat maksiat kamu masih suka mabok kamu masih suka main cewek kamu masih suka ini itu. Lagian kamu itu lho shalat jarang - jarang, nggak bisa ngaji, nggak pernah beramal, dll. POKOKNYA DISANA KAMU AKAN DIPUTARKAN VIDEO BALASAN PERBUATANMU SELAMA INI.
.
Inilah kalimat yang paling sering didengar dan berkembang di tengah - tengah masyarakat perihal tentang perjalanan suci IBADAH HAJI. Sehingga sering sekali ana mendapatkan pertanyaan seperti ini dari ikhwan akhwat yang akan pergi berangkat haji. Celakanya hal ini justru membuat ketakutan bagi yang lain, khususnya temen - temenyang masih muda, yang sudah mempunyai kemampuan mengadakan perjalanan haji menjadi takut untuk segera mendaftarkan diri untuk berhaji. Akhirnya kita bisa lihat bahwa hampir 70% jamaah haji dari Indonesia adalah bapak ibu yang sudah tua - tua yang berumur diatas50 tahun padahal ibadah haji adalah ibadah fisik yang membutuhkan tenaga prima dan isyaAllah itu ada pada diri kita yangmasih muda - muda.
Disisi lain dari cerita kejadian aneh dan nyata dari orang - orang yang pulang haji, begitu sangat beragam,pengalaman sendiri, pengalaman teman se perjalanan selama menunaikan ibadah haji, perihal kisah - kisah aneh tapi nyata ini, membentuk persepsi yang terakumulasi sehingga menjadi opini bahwa, APA YANG DIKATAKAN BANYAK ORANG ITU BENAR ADANYA. Jadi lengkaplah, banyak orang jadi percaya akan hal itu, DAN JADI SEMAKIN TAKUT
ADA APA SEBENARNYA ?......ADA RAHASIA APA DIBALIK KEJADIAN ITUSEMUA ?.....
Bermula dari turunnya ayat terkait penciptaan Adam as oleh tangan Allah sendiri.....
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirmankepada para Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apayang tidak kamu ketahui. QS 2 : 30
Seorang sejarawan Mekkah, Imam Al-Azraqy, mengisahkan dari ayahnya, Dari jawaban Allah atas pertanyaan malaikat itulah, maka para malaikat menganggap Allah murka atas mereka yang protes, kemudian mereka menangis tersedu-sedu sambil berkumpul di 'Arsy dan merendahkan diri sambil bertawaf (di 'Arsy). Sambil bertawaf, para malaikat membaca......(Labbaikallahumma Labbaiik, Labbaika Laa Syariikalaka Labbaik) Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah.....Ya Tuhan kami......kami meminta ampunan kepada-Mu.....dan kami bertobat kepada-Mu........
.
Allah kemudian melihat mereka. Setelah Allah turunkan rahmat kepada mereka, kemudian Allah menciptakan sebuah rumah yang berada tepat di bawah 'Arsy. Allah mengatakan kepada malaikat.......Tawaflah kamu semua di tempat ini dan tinggalkan Arsy!......
"....dan demi Baitul Makmur. (QS 52 : 4). Baitul Makmur ialah sebuah rumah di dekat 'Arsy di langit yang ketujuh, dimana para malaikat bertawaf dan lain-lain. DIMANA SETELAH TAWAF, BAITUL MAKMUR INI SETIAP HARI DIMASUKI OLEH SEBANYAK 70.000 MALAIKAT DAN TIDAK KEMBALI LAGI.
LANTAS KEMANA 70.000 MALAIKAT YANG TELAH MEMASUKI BAITUL MAKMUR SETIAP HARI TERSEBUT ?
Menurut Imam Al Qurtubhi dalam tafsirnya berdasarkan ayat itu.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS 97 : 4)
Atas izin Tuhannya. para malaikat itu turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.
Kemudian Allah mengutus para malaikat dan berfirman kepada mereka. Bangunlah sebuah rumah yang serupa dan sebesar itu di bumi. Allah memerintahkan pula kepada penduduk bumi untuk bertawaf di tempat itu. Atiq bin Ghaits menggambarkan bahwa Malaikat Jibril memukulkan sayapnya ke bumi, kemudian muncullah fondasi yang mirip dengan tempat tawafnya para malaikat. Fondasi itu menancap kokoh ke bumi. Kemudian para malaikat melemparkan batu-batu yang beratnya tidak akan sanggup dipikul oleh 30 orang sekalipun.
Bentuk dan besar ukuran antara tempat ibadah para malaikat, BaitulMakmur dan Baitullah yang di Mekah yang dibangun Nabi Ibrahim juga sama persis, mulai dari ukuran hingga bentuknya. Dalam riwayat Al-Azraqy dari Ibnu Juraij, Imam Ali bin Abi Thalib pernah menggambarkan bahwa posisi Baitullah yang dibangun pilarnya oleh Nabi Ibrahim adalah hasil tuntunan awan yang turun laksana mendung. Di tengah-tengah awan itu terdapat kepala dan berbicara kepada Nabi Ibrahim, Ambillah ukuranku pada bumi jangan lebih dan jangan kurang. Barulah Ibrahimmenggaris di tanah, dan itulah yangdisebut Bakkah, sedang apa yang ada di sekelilingnya adalah Mekah. ( HR Al-Azraqy )
Dan disinilah, di tempat itulah, seluruh malaikat yang turun ke bumi untuk mengatur segala urusandi bumi atas izin Allah.......SELURUHNYA MELAKUKAN THAWAF.......kita bisa bayangkan setiap hari ada 70.000 malaikat sejak di ciptakannya Baitul Makmur di dekat 'Arsy.....bersamaan waktunya dengan awal penciptaan Adam as......NAH KIRA - KIRA BERAPA BANYAK SEKARANG INI YANG SUDAH TURUN......DAN MELAKUKAN THAWAF DI BAITULLAH.....MENGELILINGI KA'BAH......SUBHAANALLAH......
Kemudian atas rencana Allah, Adamdan istrinya Hawa diturunkan oleh Allah dari syurga, Adam dan Hawa turun ke bumi, Mereka mengakui telah tergoda oleh setan dan meyakini betapa beruntungnya mereka mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Allah berkata kepada Adam. Buatlah untuk-Ku rumah dan beribadahlah padanya sebagaimana engkau lihat para malaikat beribadah di langit.
Kemudian, dikisahkan oleh Atha'.......Adam membangun rumah itu dari lima buah gunung, yaitu Haro, Tursina, Libanan, Judy, dan Turzeta. Imam Mawardi menambahkan bahwa Nabi Adam membangun Baitullah seperti ia lihat di 'Arsy dengan dibantu oleh Malaikat Jibril untuk memindahkan bebatuannya yang sangat berat (bahkan tidak sanggup dipikul oleh 30 orang). Adam adalah orang pertama yang melakukan shalat dan tawaf di sana. Hal ini dilakukanterus-menerus oleh Adam hingga Allah SWT mendatangkan angin topan yang menyebabkan lenyapnya bangunan Ka'bah tersebut. Yang tersisa hanya fondasidasarnya.
Dalam kitab Al-Ma'arif, Ibnu Qutaibah menerangkan bahwa sepeninggal Adam, yang memakmurkan dan membangun Baitullah atau Ka'bah adalah Nabi Shyst as, anak laki-laki Nabi Adam as.
.
Setelah itu, fondasi yang pernah dibangun Nabi Adam yang merupakan petunjuk Allah lewat malaikat-Nya kembali ditemukan Nabi Ibrahim setelah berabad-abad lamanya tidak dipelihara. Sepeninggal Nabi Shyst, anak laki-laki Nabi Adam. Bahkan, telah menjadi tandus dan tiada tanda-tanda kehidupan. Nabi Ibrahim dan Ismail akhirnya membangun sebuah rumah di atas fondasi tersebut......BAITULLAH......DI BAKKAH.....MEKAH........TEMPAT BERTHAWAF BAGI SELURUH JAMAAH HAJI.......
InsyaAllah.......dari sinilah keterkaitan antara kejadian aneh tapi nyata yang sering dialami para jamaah haji.......DIMANA SALAH SATUURUSAN PARA MALAIKAT YANG SEDANG BER TAHWAF DI KA'BAH.....DIBAITULLAH......DI MASJIDIL HARAM......MEKAH.......ADALAH......MENGAMINI SELURUH PERKATAAN JAMAAH HAJI.......BAIK PERKATAAN YANG BAIK MAUPUN YANG TIDAK BAIK......ATAU BERCANDA SEKALIPUN.......MAKA PADA SAAT ITULAH.......SERENTAK SELURUH PARA MALAIKAT MENGAMININYA......SUBHAANALLAH......
Sehingga ada saja kejadian - kejadian spontan yang terjadi disana......BUKAN KARENA MERUPAKAN BALASAN AMAL KITA DITEMPAT ASAL......TAPI KEBIASAAN PARA JAMAAH HAJI DI TEMPAT ASAL YANG TERBAWA KESANA......KEMUDIAN DIAMINI OLEH SELURUH MALAIKAT TERSEBUT....
Dan yang paling umum terjadi adalah kebiasaan dalam.....BERUCAP......sehingga apapun yang dilihatnya dikomentarinya dengan negatif pula, dan kebiasaan dalam berperilaku menggunjing, tamak, mau menangnya sendiri, suka marah - marah, sombong dan takabbur, dll. InsyaAllah inilah yangberdampak nyata pada kejadian - kejadian tersebut
Melihat jamaah dari Afrika yang hitam legam hanya kelihatan giginya dikomentari "ORANG KOK KAYAK PANTATNYA DANDANG" walhasil mukanya jadi belepotan angus walaupun habis mandi.
Berdekatan dengan jamaah haji dari Bangladesh dan India yang jarang mandi dan sangat berbau dikomentari dalam hati.......ORANG KOK BAUNYA KAYAK KAMBING.......maka jadilah dia kemana - mana mencium bau tak sedap berhari - hari.....
Melihat temannya pulang dari masjid berjalan....NYEKER TANPA SANDAL......terus ditanya......HILANG LAGI BU SANDALNYA?.....dijawab....IYA INI SUDAH YANG KETIGA KALINYA.......terus dikomentari sambil takabbur......Saya sejak di Mekah tidak pernah sandal saya hilang......maka besoknya dia pulangdari Masjid......berjalan nyeker tanpasandal......dan dia bilang......SANDAL SAYA HILANG......
.
Cerita Yang Berkaitan
Gelombang I dari embarkasi Surabaya terbang langsung menuju Madinah, setelah proses check kedatangan di Madinah, kami dibawa menuju tempat maktab di Madinah, kebetulan dapat tempat di Katibiyah, 2 km dari Masjid Nabawi, jam 10 pagi kami masuk maktab.
Kami berjalan bersama - sama melintasi 2 perempatan jalan besar kami semua melihat di setiap perempatan jalan disana selalu adaPOS POLISI DENGAN AMBULANCE DAN SEPEDA MOTOR. Sepeda motor tersebut digunakan untuk mengantar jamaah yang tersesat dan kesasar dengan melihat gelangstainless steel yang melingkar di pergelangan seluruh jamaah haji disitu ada tertulis dalam bahasa arab nama jamaah, asal, alamat tinggal di Mekah dan Madinah
Tiba - tiba ketika kami melintas di perempatan pertama.....PAK IMAM YANG LUCU ITU BERSELOROH......AMBULANCE ITU DARI PADA NGANGGUR......NGANTER KITA KE MASJID KAN ENAK !. Kami tidak menghiraukan lagi perkataan Pak Imam ini karena kami ingin segera berada di Masjid Nabawi
Di halaman Masjid Nabawi, kami sepakat janjian di tempat wudhu NO. 6 yang ada di seputar di halaman masjid baru kemudian kitakembali pulang ke maktab bersama- sama, kalau sampai ditunggu 30 menit tidak muncul, maka kita akantinggal dan resikonya pulang sendiri
Setelah shalat berjamaah dhuhur selesai, satu per satu jamaah tiba di tempat wudhu nomer 6 akhirnya 44dari 45 jamaah sudah ngumpul......tinggal 1 yang belum......Pak Imam.
Kami semua menunggu Pak Imam sampai dengan 30 menit, tetapi PakImam tidak muncul juga, bu Imam sudah mulai menangis dan akhirnyasesuai kesepakatan, Pak Imam kita tinggal pulang
Jam 2.30 sore pak Imam baru sampai di maktab dengan tangis yang keras, dia berucap istighfar, memohon ampun kepada Allah
Pak Imam kemudian bercerita, setelah shalat dhuhur berjamaah, kira - kira 10 menitan, dia sudah keluar dari masjid untuk mencari tempat wudhu nomer 6 sebagai tempat berkumpul, dia cari tempat wudhu nomer 6 tersebut, akan tetapi tidak ketemu, dia urut dari tempat wudhu nomer 1, 2, 3, 4, 5 ada semua, namun setelah nomer 5 langsung nomer 7. Nomer 6 nya tidak ada.......dia kembali urut dari nomer 1......tetapi tetap pak Imam tidak menemukan tempat wudhu nomer 6.....
ketika ditanyakan kepadanya......pak Imam apa nggak melihat kita - kita.......jawabnya....TIDAK SAMA SEKALI.......SUBHAANALLAH......
Terus apa yang pak Imam lakukan ?dia menjawab bahwa dia mencoba pulang sendiri, tapi tambah bingung, tidak tahu jalan pulang ke maktab. Akhirnya sesuai dengan apa yang disampaikan Pemimpin Rombongan, dia terus ke pos polisi menunjukkan gelangnya dengan bahasa tarzan, kebetulan di pos itu tidak ada sepeda motornya yang biasa dipake ngantar jamaah yang bingung, karena sedang dipake temannya ngantar jamaah yang lain yang juga tersesat.......YANG ADAHANYA AMBULANCE........JADI SAYA PULANG INI TADI DIANTAR PAK POLISI PAKE AMBULANCE.........Subhaanallah......
HIKMAH DARI SELURUH CERITA DAN KEJADIAN ANEH TAPI NYATA DISANA........ADALAH......JAGA LISAN......JAGA HATI......TINGGALKAN KEBIASAAN BURUK.......TINGGALKAN PERILAKU YANG TIDAK BAIK.......KARENA DISANA KITA SEDANG BERTAUBAT.......DISANA ADA BANYAK MALAIKAT YANG MENGAMINI SELURUH PERKATAAN KITA.......
MINTALAH YANG BAIK - BAIK.......BERDOALAH KEPADA ALLAH UNTUK KESELAMATAN KEHIDUPAN KITA SEMUA.......DOAKAN ANAK - ANAK KITA.....DOAKAN KEDUA ORANGTUA KITA......DOAKAN SAUDARA - SAUDARA......TEMAN - TEMAN.....TETANGGA KITA......SEMUA......DOAKAN BANGSA INI.......DOA ANDA SEMUA DIAMINI OLEH SELURUH MALAIKAT PENGHUNI BUMI......
Mudah - mudahan sekilas ulasan ini bisa sedikit menambah bekal bagi ikhwan akhwat yang akan dan sedang dipanggil oleh Allah menunaikan ibadah haji tahun ini......juga sebagai tambahan persiapan bagi yang insyaAllah tahun - tahun mendatang malaksanakannya......Amiin.

MENYIKAPI SEMUA KEAADAAN DIKALA DIBERI COBAAN KESEDIHAN DAN KESENANGAN AGAR MENDAPAT RIDHO_NYA

Assalamualaikum wr wb,
Mulai lagi merangkai kata melayangkan fikiran mengupas sesuatu agar apa yang kita lakukan bermanfaat.
.
Tiap detik yang dilalui bisa dikatakan ibadah kalau kita niatkan ibadah, dan ibadah apapun yang kita lakukan akan tercatat dalam diary kehidupan dan akan dibuka kembali pada waktunya nanti.
.
Namun sangat disayangkan apabila yang kita lakukan didunia ini nantinya banyak tinta merah dalam diary kita.
.
Kesulitan dan kesenangan memang berbeda namun sama dalam kaidah ibadahnya,
.
Dikala kesedihan datang, hati sakit pikiran kalut, apa yang kita lihat meski kecil hanya amarah yang timbul. Mengapa aku begini, mengapa dikasih sakit, kenapa dgn semua ini, mengapa juga aku tidak seperti mereka ??
.
Kayaknya hanya keluhan,kekesalan,amarah, dan iri hati yang keluar dari mulut kita.
.
Hmm seringkali kita begitu,
.
Namun bisakah kita sedikit membuka hati dengan keadaan itu ?
Bisakah cobaan kesedihan itu kita jadikan ladang ibadah kita ?
Bisakah, tidak hanya rasa sakit yang kita terima dari keadaan ini ?
.
Hehe susah, namun mencoba sesuatu yang bermanfaat kenapa tidak..!!Kunci dari semua itu kita sudah tau semua yaitu sabar, ikhlas dan ridho akan keputusan_Nya.
Dikasih kesedihan itu cobaan dan juga bentuk sayang yang Maha Kuasa kepada kita, semua itu agar kita ingat akan keberadaan_NYA, Dia itu ada dan menunggu keluh kesah kita disampaikan lewat doa doa dan tetesan air mata.
.
Dan juga ingatlah bahwa kesedihan itu adalah ampunan dosa dan promosi kenaikan derajat manusia secara gratis.
.
Kalau kita mau bersyukur akan semua itu syaratnya hehe
kalau ga bersyukur ? Yaah nikmati aja sakitnya tanpa ada nilai ibadah didalamnya atau bisa dikatakan : sudah bersakit sakitan hanya sakit yang dirasakan hehehe
.
Begitu juga dengan cobaan kebahagiaan, kalau tidak berhati-hati hanya jurang kenistaan yang didapati.
.
Dan cobaan ini kyaknya lebih mudah menjeruskan kita, sebagaimana diketahui bahwa keindahan, kemegahan itu sering melupakan kita, dan rasa syukurpun hilang karena terhalang oleh tembok kebahagiaan.
.
Berhati-hatilah akan semuanya, biasakan lidah kita mengucap syukur atas semua nikmat_NYA agar apapun yang kita lakukan tercatat dalam amal kebaikan bukan catatan dalam kemaksiatan.
.
Sekian yang bisa ditulis dan di ungkapkan apabila ada kesalahan hanya kata maaf dan kita kembalikan semua kepada_Nya
.
Wassalam
.
By: Off Line
yang sedang mencari rembulan malam hehe
.
Udah clingak clinguk ga ketemu n bru inget ini masih tanggal berapa hehe n meud malem All

Inilah Satu Diantara Pedang Pedang Allah Yang Pernah Tercatat Sejarah

Pribadi yang mengaku tidak tahu dimana dan dari mana kehidupannya bermula, kecuali di suatu hari dimana ia berjabat tangan dengan Rasulullah saw, berikrar dan bersumpah setia….saat itulah dia merasa dilahrikan kembali sebagai manusia “Dialah orang yang tidak pernah tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur.”
.
Suatu saat Khalid bin Walid pernah menceritakan perjalanannya dari Mekah menuju Madinah kepada Rasulullah:
“Aku menginginkan seorang teman seperjalanan, lalu kujumpai Utsmanbin Thalhah; kuceritakan kepadanya apa maksudku, ia pun segera menyetujuinya. Kami keluar dari kota Mekah sekitar dini hari, di luar kota kami berjumpa dengan Amr bin Ash. Maka berangkatlah kami bertiga menuju kota Madinah, sehingga kami sampai di kota itu di awal hari bulan Safar tahun yang kedelapan Hijriyah. Setelah dekat dengan Rasulullah saw kami memberi salam kenabiannya, Nabi pun membalas salamku dengan muka yang cerah. Sejak itulah aku masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang haq…”
.
Rasulullah bersabda, “Sungguh aku telah mengetahui bahwa anda mempunyai akal sehat, dan aku berharap, akal sehat itu hanya akan menuntun anda kejalan yang baik…” Oleh karena itulah, aku berjanji setia dan bai’at kepada beliau, lalu aku Mohon “Mohon Rasulullah mintakan ampun untukku terhadap semua tindakan masa laluku yang menghalangi jalan Allah…”
.
Dalam perang Muktah, ada tiga orang Syuhada Pahlawan, mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah, mereka bertiga adalah Syuhada Pahlawan si Pedang Allah di Tanah Syria. Untuk keperluan perang Muktah ini, pasukan musuh, Pasukan Romawi mengerahkan sekitar 200.000 prajurit.
.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda, “Panji perang di tangan Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersama panjinya sampai ia tewas. Kemudian panji tersebut diambil alih oleh Ja’far, yang juga bertempur bersama panjinya sampai ia gugur sebagai syahid. Kemudian giliran Abdullah bin Rawahah memegang panji tersebutsambil bertempur maju, hingga ia juga gugur sebagai Syahid.”
“ Kemudian panji itu diambil alih oleh suatu Pedang dari pedang Allah, lalu Allah membukakan kemenangan di tangannya .”
.
Sesudah Panglima yang ketiga gugur menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit bin Arqam menuju bendera perang tersebut, lalu membawanya dengan tangan kanannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi di tengah-tengah pasukan Islam agar barisan merekatidak kacau balau, dan semangat pasukan tetap tinggi…
.
Tak lama sesudah itu, dengan gesit ia melarikan kudanya kearah Khalid bin Walid, sambil berkata kepadanya, “Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman…!”
Khalid merasa dirinya sebagai seorang yang baru masuk Islam, tidak layak memimpin pasukan yang di dalamnya terdapat orang-orang Anshor dan Muhajirin yang terlebih dahulu masuk Islam daripadanya, Sopan, Rendah hati, arif bijaksana, itulah sikapnya. Ketika itu ia menjawab,
“Tidak….. jangan saya yang memegang panji suci ini, engkaulahyang paling berhak memegangnya, engkau lebih tua, dan telah menyertai perang Badar!”
Tsabit menjawab, “Ambillah, sebab engkau lebih tahu siasat perang daripadaku, dan demi Allah aku tidak akan mengambilnya, kecuali untuk diserahkan kepadamu!” kemudian ia berseru kepada semua pasukan muslim, Bersediakah kalian di bawah pimpinan Khalid?” mereka menjawab, “Setuju!”
.
Dengan gesit panglima baru ini melompati kudanya, di dekapnya panji suci itu dan mencondongkannya kearah depan dengan tangan kanannya, seakan hendak memecahkan semua pintu yang terkunci itu, dan sudah tiba saatnya untuk di dobrak dan diterjang. Sejak saat itulah, kepahlawanannya yang luar biasa, terkuak dan mencapai titik puncak yang telah ditentukan oleh Allah baginya…
Saat perang Muktah inilah korban di pihak kaum muslimin banyak berjatuhan, dengan tubuh-tubuh mereka berlumuran darah, sedang balatentara Romawi dengan jumlahyang jauh lebih besar, terus maju laksana banjir yang terus menyapu medan tempur.
.
Dalam situasi yang sangat sulit itu, tak ada jalan dan taktik perang yang bagaimanapun, akan mampu merubah keadaan. Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan oleh seorang Komandan perang, ialah bagaimana melepaskan tentara Islam ini dari kemusnahan total, dengan mencegah jatuhnya korban yang terus berjatuhan, serta berusaha keluar dari keadaan itu dengan sisa-sisa yang ada dengan selamat.
.
Pada saat yang genting itu, tampillah Khalid bin Walid, si Pedang Allah, yang menyorot seluruh medan tempur yang luas itu, dengan kedua matanya yang tajam. Diaturnya rencana dan langkah yang akan diambil secepat kilat, kemudian membagi pasukannya kedalam kelompok-kelompok besar dalam suasana perang berkecamuk terus.
Setiap kelompok diberinya tugas sasaran masing-masing, lalu dipergunakanlah seni Yudhanya yang membawa mukjizat, dengan kecerdikan akalnya yang luar biasa,sehingga akhirnya ia berhasil membuka jalur luas diantara pasukan Romawi. Dari jalur itulah seluruh pasukan Muslim menerobos dengan selamat. Karena prestasinya dalam perang inilah Rasulullah menganugrahkan gelar kepada Khalid bin Walid, “Si Pedang Allah yang senantiasa terhunus”.

Akankah Begini, Jika Nikmat Kita Diambil

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.
.
Tapi… Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji : Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.
.
Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : “Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… ” Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten…
“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karenaharga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?” Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.”Terimakasih…, Ibu”
.
Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalungitu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika diamandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau…
.
Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuahcerita, Ayah bertanya “Anisa…, Anisa sayang ngga sama Ayah ?”
“Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !”
“Kalau begitu, berikan kepada Ayahkalung mutiaramu…”
“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itu kesayanganku juga”
“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”
. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.
.
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, “Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah >?”
“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?”.
“Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”
“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. “
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.
.
Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan.
Dari matanya, mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya…
“Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?”
.
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya ” Kalau Ayah mau… ambillah kalung Anisa”
Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih… sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…
“Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau”
.
Ya, ternyata Ayahnya justru memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa. Mutiara asli yang sejak 3 hari lalu dia simpan untuk anaknya.
.
.
Demikian pula halnya dengan Pencipta, terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita terlalu tamak dengan apa yang kita miliki, sehingga untuk yang membutuhkanpun, terkadang kita terlalu berat untuk mengeluarkannya bahkan hanya sesuatu yang sudah usang dan sudah tak layak, yang kita berikan.
.
Padahal Sang Pencipta menjamin untuk menggantinya dengan yang lebih baik. Seperti Annisa atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan…kecuali jika sudah tak layak, ..........

Tangisan Rosulullah Menggoncangkan Arsy

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”. Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.
.
Orang itu Ialu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w.
.
Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu,agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
.
Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengan-Nya!” kata orang Arab badwi itu.
.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya.
.
‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirah-Nya,’ jawab orang itu.
.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya.
.
Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanan-Nya!’
.
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
.
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang.
.
Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

SIFAT 20

Sifat 20 Allah

Ilmu Tauhid (Aqidah/Iman) adalah hal yang paling penting yang harus dipelajari setiap Muslim. Bahkan harus dipelajari lebih dulu sebelum kita mempelajari/melakukan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa tergerak untuk melakukan ibadah jika dalam hati kita tidak ada iman? Bagaimana kita bisa ikhlas dan khusyuk beribadah jika kita tidak tahu/tidak yakin akan Allah dan sifat-sifatNya?
Banyaknya ummat Islam di Indonesia yang menjadi murtad itu karena mereka nyaris tidak mempelajari dan meyakini ilmu Tauhid sehingga akhirnya tidak tahu Sifat-sifat Tuhan yang asli/sejati. Akhirnya mereka menyembah Tuhan yang sifatnya berlawanan dari sifat Allah seperti menyembah 3 Tuhan dan sebagainya.
Pada Ilmu Tauhid ini diasumsikan orang belum memiliki iman yang kuat kepada Allah, apalagi Al Qur’an. Oleh karena itu dalilnya pun yang pertama dipakai adalah dalil Akal/Logika (Aqli). Setelah beriman, baru dalil Naqli (Al Qur’an) dikemukakan. Pada ilmu tentang Iman, maka Akal harus digunakan. Ada pun jika sudah beriman dan mengenai fiqih misalnya kenapa kalau kentut bukan (maaf) pantat yang dibasuh, tapi harus mencuci anggota badan lainnya, maka dalil Naqli (Al Qur’an dan Hadits) yang harus dipakai. Pada Tauhid, Aqli harus dipakai. Pada Fiqih, Naqli yang dipakai.
Karena itulah Allah dalam Al Qur’an juga kerap menggunakan dalil Akal/Logika kepada kaum yang kafir atau imannya masih lemah. Hanya orang yang berakal saja yang dapat pelajaran.
“…Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]
Allah juga kerap memakai ilmu pengetahuan seperti penciptaan langit dan bumi sebagai tanda bagi orang yang berakal:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [Ali ‘Imran 190]
“dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” [Al Jaatsiyah 5]
Lihat ayat Al Waaqi’ah ayat 58 hingga 72. Allah menggunakan logika kepada manusia (termasuk kita yang membaca surat tersebut) agar menggunakan akal kita:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah 58-59]
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah 72]
Allah menggunakan logika dan perumpamaan-perumpamaan (Tamtsil/Ibarat) agar orang yang berakal/berilmu meski dia belum beriman jadi berfikir dan beriman kepada Allah.
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [Al ‘Ankabuut 43]
Baca juga ayat Al Hasyr 21, Al Kahfi 45, Al Kahfi 54, Ar Ruum 58, Az Zumar 27, dsb. Ada 58 ayat lebih tentang perumpamaan yang dikenal sebagai logika analogi.
Contoh perumpamaan itu adalah ayat Al A’raaf 176, Al ‘Ankabuut 41, Al Baqarah 17, Al Baqarah 171, Al Baqarah 261, Al Baqarah 264, dan sebagainya.
Keliru sekali jika ada orang yang menolak sama sekali penggunaan dalil Akal atau Logika apalagi jika itu ditujukan pada orang yang belum atau masih tipis imannya. Karena itu, banyak orang-orang yang dulunya kafir, akhirnya masuk Islam. Bayangkan, bagaimana mungkin orang mau mempercayai Al Qur’an (firman Allah) jika kepada Allah saja dia belum beriman? Karena itulah pendekatan akal digunakan.
Berbagai firman Allah seperti Afalaa Ta’qiluun, La’allakum Tatafakkaruun, Ulil Albaab merupakan perintah Allah pada manusia untuk menggunakan akal atau fikiran termasuk dalam beragama.
Sifat Allah itu banyak/tidak terhitung. Namun seandainya ditulis 1 juta, 1 milyar, atau 1 trilyun, tentu kita tidak akan sanggup mempelajarinya bukan? Seorang ulama menulis 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Tuhan/Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Tuhan atau Allah. Minimal kita bisa memahami dan meyakini 13 dari sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya dalam Ama’ul Husna (99 Nama Allah yang Baik)

Sifat-sifat itu adalah:
1. Wujud (ada)
Allah itu Wujud (ada). Tidak mungkin/mustahil Allah itu ‘Adam (tidak ada).
Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih komplek.
Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya!
Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]
Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakkan benda tersebut di bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada?
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:
“Allah lah Yang meninggi-kan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia berse-mayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]
Artikel lengkap tentang Bukti Tuhan itu Ada dapat anda lihat di www.media-islam.or.id
Hikmah: Kunci Iman menyembah Allah. Kalau orang tidak mempercayai Allah itu ada, maka dia adalah Atheist. Tidak mungkin bisa ikhlas dan khusyu’ menyembah Allah.
2. Qidam (Terdahulu)
Allah itu Qidam (Terdahulu). Mustahil Allah itu Huduts (Baru).
“Dialah Yang Awal …” [Al Hadiid:3]
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu..?” [Al Mu'min:62]
Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada.
Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya, yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan. Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih dulu, kemudian baru muncul Tuhan.
3. Baqo’ (Kekal)
Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon 58]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar Rahman:26-27]
Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati, maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.
Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski kehilangan segala yang kita cintai.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Serupa dengan MakhlukNya)
Allah itu berbeda dengan makhlukNya (Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya misalnya sama lemahnya dengan manusia, niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus lainnya.
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia…” [Asy Syuura:11]
Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat “Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu, sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.
Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.” Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa menghancurkan alam semesta. Sementara manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah (Berhajat/butuh) pada makhluknya.
“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa’ 111]
Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan. Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh tukang masak agar bisa makan. Dia butuh pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh susu ibunya, dan sebagainya.
Sebaliknya Allah berdiri sendiri. Dia tidak butuh makhluknya. Seandainya seluruh makhluk memujiNya, niscaya tidak bertambah sedikitpun kemuliaanNya. Sebaliknya jika seluruh makhluk menghinaNya, tidaklah berkurang sedikitpun kemuliaanNya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” [ Faathir 15]
Hikmah: Tidak sombong dan memohon hanya kepada Allah. Karena Manusia ketika lahir butuh bantuan. Demikian pula ketika mati meski dia kaya dan berkuasa
6. Wahdaaniyah (Esa)
Allah itu Wahdaaniyah (Esa/Satu). Mustahil Allah itu banyak (Ta’addud) seperti 2, 3, 4, dan seterusnya.
Allah itu Maha Kuasa. Jika ada sekutuNya, maka Dia bukan yang Maha Kuasa lagi. Jika satu Tuhan Maha Pencipta, maka Tuhan yang lain kekuasaannya terbatas karena bukan Maha Pencipta.
”Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya. Kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu” [Al Mu’minuun:91]
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [Al Ikhlas:1-4]
Oleh karena itu, ummat Islam harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa/Satu, yaitu Allah. Tidak pantas bagi ummat Islam untuk menyembah Tuhan selain Allah seperti Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus. Tidak pantas juga bagi ummat Islam untuk menyembah 3 Tuhan di mana satu adalah yang Menciptakan, satu lagi yang merusak, dan terakhir yang memelihara.
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]
Hikmah: Tidak mempersekutukan Allah
7. Qudrat (Kuasa)
Sifat Tuhan yang lain adalah Qudrat atau Maha Kuasa. Tidak mungkin Tuhan itu ‘Ajaz atau lemah. Jika lemah sehingga misalnya bisa ditangkap, disiksa, dan disalib, maka itu bukan Tuhan yang sesungguhnya. Hanya manusia biasa.
”… Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” [Al Baqarah:20]
”Jika Dia kehendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian tidak sulit bagi Allah.” [Fathiir:16-17]
Hikmah: menyadari kekuasaan Allah dan tawakal kepada Allah.
8. Iroodah (Berkehendak)
Sifat Allah adalah Iroodah (Maha Berkehendak). Allah melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Mustahil Allah itu Karoohah (Melakukan sesuatu dengan terpaksa).
“…Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” [Huud:107]
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.” [Al Baqarah:117]
“…Katakanlah : “Maka siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Fath:11]
Hikmah: tawakal kepada Allah dan selalu berdoa kepada Allah
9. Ilmu (Mengetahui)
Allah itu berilmu (Maha Mengetahui). Mustahil Allah itu Jahal (Bodoh). Allah Maha Mengetahui karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu.
Sedangkan manusia tahu bukan karena menciptakan, tapi sekedar melihat, mendengar, dan mengamati. Itu pun terbatas pengetahuannya sehingga manusia tetap saja tidak mampu menciptakan meski hanya seekor lalat.
“Dan Allah memiliki kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
“Katakanlah: Sekiranya lautan jadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu.” [Al Kahfi:109]
“Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’:176]
10. Hayaat (Hidup)
Allah itu Hayaat (Maha Hidup). Tidak mungkin Tuhan itu Maut (Mati). Jika Tuhan mati, maka bubarlah dunia ini. Tidak patut lagi dia disembah. Maha Suci Allah dari kematian/wafat.
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup kekal Yang tidak mati…” [Al Furqaan:58]
11. Sama’ (Mendengar)
Allah bersifat Sama’ (Maha Mendengar). Mustahil Tuhan bersifat Shomam (Tuli).
Allah Maha Mendengar. Mustahil Allah tuli.
“… Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah:256]
12. Bashor (Melihat)
Allah bersifat Melihat. Mustahil Allah itu ‘Amaa (Buta).
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat:18]
Hikmah: takut berbuat dosa karena Allah selalu melihat kita
Lebih jauh tentang Sifat Bashor bisa anda lihat di:
13. Kalam
Allah bersifat Kalam (Berkata-kata). Mustahil Allah itu Bakam (Bisu)
“…Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” [An Nisaa’ 164]
Jika kita meyakini ini, tentu kita tidak akan menyembah berhala yang tidak bisa bicara sebagai Tuhan [Al Anbiyaa’ 63-65]
Demikianlah sifat-sifat Allah yang penting yang wajib kita ketahui agar kita tahu mana Tuhan yang asli dan mana yang bukan.
Jika sifat-sifat Tuhan itu kita pahami dan yakini, niscaya kita tidak akan menyembah 3 Tuhan atau Tuhan yang Mati atau Tuhan yang Lemah, dan sebagainya. Kita hanya mau menyembah Allah yang memiliki sifat-sifat di atas dengan sempurna.
Ada pun sifat-sifat ke 14-20 sesungguhnya merupakan bentuk Subyektif/Pelaku dari Sifat nomor 7-13 yaitu:
14. Qoodirun: Yang Memiliki sifat Qudrat
15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah
16. ‘Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu
17. Hayyun: yang Hidup
18. Samii’un: Yang Mendengar
19. Bashiirun: Yang Melihat
20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata
Insya Allah semua sifat-sifat Allah itu berdasarkan dalil Al Qur’an yang kuat jadi harus kita yakini kebenarannya. Ilmu Tauhid ini begitu penting. Sebab itu cetaklah dan sebarkanlah pada keluarga dan teman-teman anda untuk memperkuat aqidah mereka.
Sebagai manusia tentu tulisan ini tak lepas dari lupa dan salah. Insya Allah perbaikan dan penyempurnaan bisa anda dapatkan di www.media-islam.or.id