Kamis, 03 Mei 2012

KEBANGKITAN (Hidup Sesudah Mati)

 
Sungguh sangatlah berat bagi orang yang tidak beriman (kafir) untuk dapat menerima bahwa Allah SWT bisa menghidupkannya kembali setelah kematiannya di Hari Pembalasan kelak. Sebagaimana difirmankan Allah SWT didalam Surat Al-Waqiah Ayat 47, 48:

Dan mereka selalu berkata: “Apakah setelah kami mati dan menjadi tanah dan tulang-belulang, kemudian kami dihidupkan kembali? Dan begitu pula dengan nenek-moyang kami (juga dibangkitkan)?!”
Jadi, orang-orang kafir tidak hanya heran tetapi juga menganggap tidaklah mungkin terjadi bahwa manusia dibangkitkan seperti semula setelah ia berubah menjadi debu dan tulang. Bahkan lebih sulit lagi bagi akal mereka bahwa nenek-moyang mereka yang telah meninggal dunia jauh bertahun-tahun lalu pun akan dibangkitkan juga.
Allah SWT menerangkan dengan sangat indah didalam Surat Al-Qiyamah Ayat 3 dan 4:

Apakah manusia berfikir bahwa Kami (Allah SWT) tidak sanggup merangkai kembali tulang-belulangnya.Bukan demikian, Kami benar-benar kuasa untuk menyusun kembali jari-jemarinya dengan sempurna.
Kita sama-sama maklum bahwa sidik-jari dari setiap jari-jemari masing-masing orang berbeda satu sama lain. Maka dari itu cap sidik-jari dimanfaatkan untuk mengidentifikasi/ menandai perbedaan setiap orang di seluruh dunia.
Rajah sidik-jari tidak pernah bersesuaian antara seseorang dengan yang lain. Maka lebih jauh dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT tidak saja telah menciptakan manusia, tetapi bahkan telah memberikan sentuhan detail hingga yang terhalus dari ciptaannya itu dengan membuat berbeda sidik-jari untuk setiap orang. Jika Allah SWT dapat melakukan hal yang sehalus ini, mana mungkin Dia tidak sanggup membangkitkan kembali seseorang yang telah mati menjadi tulang-belulang dan debu. Hal yang sama difirmankan oleh Allah SWT didalam Surat Al-Qiyamah Ayat 36~40:

Adakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)? Bukankah sebelumnya ia hanyalah setetes cairan (mani/sperma) yang dipancarkan (kedalam rahim)? Kemudian ia menjadi gumpalan darah, selanjutnya Allah (SWT) menciptakan dan menyempurnakan bentuknya. Lalu Allah menjadikan darinya sepasang lelaki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?
Di ayat ini Allah SWT memberikan pernyataan bahwa Dia telah menciptakan manusia mulai dari cairan sehingga menjadi lelaki dan perempuan, yang berbeda satu sama lain secara fisik, psikologis, maupun emosinya. Meskipun beraneka ragam perbedaan diantara mereka, tetapi saling melengkapi satu sama lain dan hidup bersatu, tidaklah lengkap yang satu tanpa yang lain. Maka, jika Allah dapat menciptakan pribadi-pribadi yang sangat berbeda namun mutlak saling memerlukan satu sama lain, mengapa tidak bisa menghidupkan kembali yang sudah mati?
Allah SWT menjabarkan secara lebih sederhana didalam Surat An-Naziat ayat 27, 28:

Manakah yang lebih sukar, penciptaan kamu ataukah langit yang dibangun-Nya? Dialah yang meninggikan dan menyempurnakannya.
Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa sangatlah sulit membangun langit yang tanpa tiang penyangga. Kalau kita mencoba mencari adanya kesalahan pada penciptaan langit pastilah kita gagal sama sekali dan mata kita pun akan kelelahan mencari-cari kesalahan. Jika Allah SWT mampu menciptakan langit yang tersusun begitu rupa, yang dapat kita lihat setiap hari, mana mungkin sulit bagi Allah untuk membangkitkan seseorang dari kematian.
Firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rum ayat 50;

Perhatikanlah akibat (hasil) dari kasih-sayang Allah, bagaimana Dia telah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya bahwa (Allah) yang telah menghidupkan bumi sesudah matinya pastilah kuasa juga membangkitkan orang mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Diterangkan juga dengan sangat gamblang dalam Surat Fushshilat Ayat 39,

Dan diantara tanda-tanda Kebesaran-Nya, bahwa kamu melihat tanah yang tandus, maka bila Kami (Allah) turunkan air diatasnya, ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Dia yang menghidupkan tanah yang tandus, pastilah sanggup menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ini merupakan kejadian luar biasa yang terjadi sehari-hari dan sekaligus bukti yang dapat dilihat oleh orang-orang tua maupun muda, kaya ataupun miskin, terpelajar ataupun tidak. Hujan turun sebagai rahmat Allah SWT dan tanah yang tandus mulai sedikit terangkat dan mengembang sedemikian rupa sehingga memberi jalan bagi tetumbuhan yang lunak dan masih muda (tunas) untuk masuk mengakar kedalam tanah dari permukaan tanah yang semula tandus dan keras itu. Ini adalah keajaiban yang berlangsung di depan mata kita, bahkan di halaman belakang rumah kita sendiri.

Namun karena kebanyakan orang menganggap itu sebagai hal yang sangat lumrah terjadi, mereka lupa siapa sebenarnya yang telah menghidupkan tanah yang sebelumnya kering dan tandus itu. Kita pun melupakan siapa yang memecahkan setiap celah dibawah lapisan tanah yang keras itu sehingga tetumbuhan yang lunak dapat menyembul ke lapisan permukaan yang keras. Dengan begitu maka tumbuhan yang baru berupa tunas yang lunak itu bisa mendapatkan jalan keluar melalui tanah yang telah dihidupkan ini.
Siapapun yang mau mengamati ayat-ayat Allah SWT tersebut dengan akal pikiran yang terbuka, tidaklah ia akan memiliki keraguan lagi bahwa Allah SWT sangat mampu untuk membangkitkan kita di Hari Pembalasan setelah kita berubah menjadi debu dan tulang-belulang.
Dua macam penggambaran yang sangat menarik diberikan Allah SWT sebagai petunjuk untuk kita di dalam Surat Al-Baqarah. Pertama, mari kita telaah Ayat 259:

Atau tidakkah kamu perhatikan seseorang yang melalui sebuah negeri yang telah runtuh (didingnya) menimbun atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah akan menghidupkan kembali negeri ini setelah matinya?” Maka Allah mewafatkannya selama 100 tahun kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lamakah kamu tinggal disini?" Orang itu menjawab: “Mungkin saya tinggal selama satu atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya kamu telah tinggal disini selama seratus tahun, lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, dan lihatlah keledaimu yang telah menjadi tulang-belulang. Kami (Allah) telah menjadikanmu sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang itu, bagaimana Kami menyatukannya kembali dan membalutnya dengan daging.” Setelah semua ini ditunjukkan dengan jelas kepadanya, ia pun berkata: “(sekarang) aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Maka, kepenasaran seseorang telah diubah-Nya menjadi petunjuk bagi semua generasi yang datang kemudian. Penting juga untuk dicatat bahwa Allah SWT pertama-tama menyusun kembali semua tulang-belulang keledai itu kemudian menyelimutinya dengan daging. Baru belakangan ini para peneliti menemukan bahwa selama dalam masa pembentukan berbagai jenis makhluk hidup, tulang lebih dahulu terbentuk baru kemudian terbentuk daging diatasnya. Allah SWT telah menguraikan fakta ini beberapa abad silam. Orang-orang yang tidak terbuka akalnya bahkan mengabaikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang demikian ini.
Sama halnya dengan Nabi Ibrahim AS yang pernah merasa penasaran ingin melihat bagaimana Allah SWT membangkitkan yang mati. Hal ini karena keinginannya untuk lebih memperkuat keimanan dalam hal pembangkitan kembali. Diterangkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 260:

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan yang telah mati” Allah berfirman :”Apakah kamu belum meyakininya? Ibrahim menjawab,”Ya, aku meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” Allah berfirman,” Ambillah empat ekor burung, kemudian cincanglah semuanya dan letakkan di atas setiap bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, lalu panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Demikianlah, keyakinan yang kuat terhadap pembangkitan kembali adalah bagian dari Iman atau keyakinan yang bersifat agamis/religius. Kelemahan dalam meyakini hal ini menunjukkan seberapa lemah Iman kita. Semoga Allah SWT semakin mengokohkan iman kita dari hari ke hari. Amiin.

 

Tidak ada komentar: