Sabtu, 31 Maret 2012

Sahabatku, Jangan Bersedih Lagi


Sore itu aku berencana menghadiri majelis ilmu yang diadakan setiap sepekan sekali. Sesampainya di tempat itu seperti biasanya aku dan teman-teman saling bertegur sapa, bercerita ini dan itu tentang kejadian yang teralami.

Tapi ada sesosok sahabatku, dia duduk berdiam diri tidak seperti biasanya. Aku mencoba mendekatinya, dengan pelan aku menyapanya, "Ukhti, kenapa dirimu seperti dalam kesedihan? katakanlah, apa yang membuat dirimu seperti ini?"

Sahabatku hanya diam, tapi dari kelopak matanya berlinang air mata, melihat kondisi seperti ini aku rengkuh bahunya, aku peluk dia.., kami berdua senjenak saling terdiam. Aku mencoba memahami apa yang dirasa oleh sahabatku ini. Aku duduk di depannya, ku genggam jemarinya seraya berkata "sahabatku jika kau percaya aku, katakanlah apa yang menjadi kesedihanmu kini? janganlah kau pendam sendiri beban itu di hatimu ..!"

Akhirnya sahabatku mulai berbicara walau dengan terbata-bata "Ukhti hatiku sedih, dua hari yang lalu ibuku telah menghadap Ilahi, ibu yang selama ini menjadi penyemangat hidupku...!" dia kembali menangis...
Aku berkata pelan..."istigfar sahabatku, istigfar...!" aku peluk dia erat-erat. Aku sangat memahami apa yang dia rasakan, karena aku sendiri pernah mengalami hal ini, ditinggal pergi oleh orang tua untuk selamanya menghadap Ilahi, orang tua yang sangat kita sayangi.

Dan kini sahabatku mengalami hal ini sama seperti diriku dulu. Aku mencoba memberinya semangat agar tidak bersedih, bahwa apa yang menimpa ibunya adalah kehendak dan Qadha (ketetapan) Allah SWT yang pasti, dan tidak bisa seorang manusiapun dapat mencegahnya. Kita harus mengikhlaskan kepergiannya, walau hati ini teramat sedih kehilangan orang yang paling kita sayangi.

Kesedihan seperti ini, siapapun pernah mengalaminya termasuk aku. Mungkin anda pernah membaca ayat ini ;
" Janganlah kamu besedih, sesungguhnya Allah bersama kita." ( At-Taubah : 40)
Bagaimana jika kita tetap merasa bersedih? ini artinya ada sesuatu yang salah pada hati kita. Dalam ayat di atas kita tidak perlu bersedih sebab Allah SWT beserta kita. Jika kita masih tetap bersedih artinya kita belum merasakan kedekatan kita dengan Sang Khaliq.

Yang dimaksud bersedih bukanlah berarti menangis. Menangis dalam rangka takut dan berharap kepada Allah SWT malah dianjurkan, supaya kita bebas dari api neraka. Bersedih yang dilarang adalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir, dan menunjukkan kelemahan diri.
Bersedih itu manusiawi, bahkan Rasullullah saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang yang sangat beliau cintai. Namun Rasullullah saw tidak berlebihan dalam bersedih, segera bangkit dan kembali berjuang tanpa larut dalam kesedihan itu.

Rasullullah saw berdoa agar terhindar dari kesedihan;
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kefakiran, Ya Allah aku berlindung kepada-MU dari adzab kubur, tiada Tuhan kecuali Engkau ."( HR Abu Dawud).
Bagaimana supaya kita tidak bersedih? dari Al-Qur`an Surah At-Taubah :40, untuk menghilangkan kesedihan ialah dengan cara menyadari, mengetahui, dan mengingat Allah SWT bersama kita. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."(QS Ar Ra'd: 28).

Berdzikirlah saat mengalami kesedihan, ketakutan dan kecemasan.
Astaghfirullah....(Ampunilah aku ya Allah ),
Laa Haula Walaa Quwwata illa Bil-Laah.. (tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah),
Hasbunallahu wa Ni'mal Wakiil...(cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung).

Insya Allah kesedihan menjadi sirna, setelah berdzikir. Tentu saja bukan berdzikir di lisan saja tetapi harus sampai ke dalam di hati. Bersedih masih mungkin kita alami, tetapi tidaklah bersedih berlarut-larut, karena hidup berjalan terus.

Sahabatku jangan bersedih lagi, Allah SWT selalu bersama kita !

Tidak ada komentar: